Oleh dr. H Minanurrahman
Sumber : net |
Dalam tulisan ini akan dibahas secara sederhana tentang "Kehendak" yang menjadi penggerak perbuatan manusia. Manusia diberi keistimewaan (tidak ada pada makhluk lain) yaitu berkehendak. Kehendak inilah yang membuat manusia hidup mulia atau hina. Manusia menjadi MULIA apabila dalam hidupnya mengikuti kehendak Tuhan yang Maha Pencipta. Sebaliknya manusia menjadi HINA (menderita, sesat, jahat, merugi, menyesal, dll) apabila dalam kehidupannya tidak mengikuti (menentang) kehendak Tuhan yang Maha Kuasa.
Ilustrasi |
Proses kehendak dalam otak manusia melibatkan fungsi Akal (ingatan & logika), Hawa Nafsu (Naluri, Kebiasaan, perasaan), dan Qalbu (Iman, moral & etika). Dengan Akal manusia belajar sehingga memiliki ilmu dan ketrampilan. Ilmu memberi petunjuk tentang kebenaran. Makin banyak belajar maka manusia akan makin tinggi tingkat kesadarannya. Ilmu pengetahuan menjadi penuntun manusia untuk berkehendak yang sesuai dengan kehendak Tuhan.
Sebagai makhluk hidup seperti halnya makhluk lainnya, manusia memiliki Naluri/Instink/Hawa Nafsu sebagai penuntun untuk bertahan hidup. Hawa nafsu manusia itu mempunyai sifat baik dan sifat buruk. Bagi manusia yang berilmu akan bisa membedakan antara nafsu baik dan nafsu buruk. Ilmu pengetahuan memberikan rasa nyaman Emosi pada setiap kebenaran dan kebaikan. Maka bagi manusia yang malas belajar akan mengalami kesulitan membedakan antara yang benar dengan yang salah atau yang baik dengan yang buruk.
Bagian terpenting dan paling berkuasa dalam otak manusia adalah Qalbu (hati nurani). Qalbu menjadi kuat apabila berpihak pada kebenaran (beriman) dan bijaksana apabila memiliki banyak ilmu pengetahuan. Bagi orang beriman dan berilmu serta hidup dalam kebenaran, kebaikan dan kemanfaatan, maka hidupnya dalam kemuliaan dan kenikmatan.
Sebaliknya bagi manusia yang sedikit ilmunya dan malas belajar, maka hidupnya dalam kebingungan, kekhawatiran, kesedihan, penyesalan, kemarahan dan kekecewaan. Semua Emosi buruk menguasai Qalbunya yang lemah. Kelemahan Qalbu disebabkan kurangnya ilmu sehingga tidak mampu membedakan benar dengan salah dan baik dengan buruk. Qalbunya hanya diisi oleh prasangka berdasarkan kebiasaan dan hawa nafsu. Inilah yang disebut SESAT.
Oleh karena itu menjadi jelaslah bahwa kemuliaan manusia terletak pada Hati yang beriman dan berilmu serta berkehendak dan berbuat sesuai kehendak Allah swt.