*Krisis identitas* telah mengacaukan tatanan kehidupan bangsa Indonesia sejak gerakan Reformasi tahun 1998 akibat dari amendemen UUD tahun 1945. Reformasi mengakibatkan banyak perubahan, ada yang baik ada pula buruknya. Salah satu akibat buruk dari amendemen UUD tahun 1945 adalah *melemahnya karakter* rakyat Indonesia yang bergeser ke Liberalisme dan Hedonisme. Padahal bangsa Indonesia mempunyai Dasar Negara yang sangat bagus yaitu PANCASILA.
sumber net |
Sejak terpilih sebagai Presiden, bapak Joko Widodo menyampaikan pentingnya REVOLUSI MENTAL yang diwujudkan dalam Visi NAWACITA. Bapak Presiden sangat menyadari bahwa masalah utama bangsa Indonesia adalah *lemahnya mental rakyat* karena kurang menjiwai dasar negara Pancasila. Oleh karena itu harus segera dilakukan REFORMASI PENDIDIKAN.
Reformasi Pendidikan dilakukan dengan berbagai cara, meliputi; perbaikan Kurikulum, peningkatan kompetensi Pendidik, dan memperbaiki cara pengajaran. Upaya perbaikan pendidikan ditujukan pada keseimbangan kemampuan Kognisi dan Afeksi, sehingga terbentuk anak didik yang berpengetahuan luas, kreatif dan berkarakter baik. Untuk itu bapak Menteri Pendidikan Prof. Muhajir Efendi segera menerapkan Full Day School tahun ajaran 2017.
Dengan Full Day School, maka Aktivitas sekolah dilakukan pada hari Senin sampai Jum'at sedangkan hari Sabtu & Minggu libur. Jam belajar dimulai jam 07.00 sampai jam 16.00 disesuaikan jam kerja Pegawai Negeri Sipil. Anak-anak akan belajar lebih aktif dan dinamis karena diperbanyak kegiatan diluar kelas dalam bentuk praktik kelompok. Selain itu kegiatan tersebut ditujukan untuk pembiasaan dan pembentukan karakter.
Optimisme dari penerapan Full Day School akan terasa setelah DKI Jakarta dipimpin oleh mantan Menteri Pendidikan yaitu Anies Baswedan. Apabila Jakarta berhasil menerapkan Full Day School pada seluruh sekolah, maka selanjutnya akan mudah diikuti oleh seluruh kota dan kabupaten.
Tantangan terberat adalah mengubah kebiasaan Guru dan orangtua dalam mendidik anak. Pendidikan karakter membutuhkan keteladanan, pembiasaan, konsistensi dan kedisiplinan. Hal tersebut berkaitan dengan cara belajar anak yaitu *melihat dan meniru perilaku* orangtua, guru atau orang dewasa lainnya. Siapa yang bertanggung jawab mengubah perilaku mereka? Oleh dr. H. Minanurrahman - Joni