Mengapa rakyat Indonesia jarang yang kaya?
Kebanyakan orang menganggap kemiskinan berawal dari kebodohan dan kemalasan.
Kebanyakan orang menganggap kemiskinan berawal dari kebodohan dan kemalasan.
Oleh karena anggapan ini kebanyakan orangtua berlomba lomba menyekolahkan anaknya setinggi mungkin sampai sarjana bahkan pasca sarjana. Namun kenyataan sekarang ini banyak pengangguran yang berpendidikan tinggi. Hal tersebut terjadi karena para sarjana kebanyakan bermental buruh (nama lain dari pegawai). Maunya kerja di kantoran yang digaji tinggi, nyatanya banyak yang memaksa untuk magang, tenaga suka rela atau tenaga kontrak. Mengapa demikian?
Di sisi lain, banyak orang kaya yang tidak berpendidikan tinggi dan bukan orang kantoran. Mereka rakyat biasa, bukan turunan orang kaya dan bukan keluarga pejabat. Mereka justru mengalami banyak penderitaan dan kesulitan. Akan tetapi mereka tidak mau kalah atau menyerah, mereka berusaha keras untuk maju. Kebanyakan dari mereka sukses karena kerja keras, berdagang, mampu memimpin, terpercaya dan pantang menyerah.
Sumber Foto : iyasung1600 × 960 Search by image
|
Kebanyakan orangtua menyerahkan proses pendidikan pada sekolah dan perguruan tinggi. Orangtua jarang yang melakukan pendidikan pada anaknya. Padahal pendidikan anak harus dilakukan oleh orangtua, guru dan lingkungan masyarakat.
Orangtua mendidik anak melalui pengasuhan dan keteladanan tentang kemandirian, kejujuran, tanggung jawab, etika sopan santun, dan moralitas serta agama. Pendidikan yang dilakukan orangtua akan membentuk sifat dan karakter anak. Selanjutnya guru lebih banyak mengajarkan berbagai ilmu pengetahuan sesuai tingkatan sekolah. Guru juga berperan mendidik karakter anak meskipun sedikit. Sedangkan lingkungan teman dan masyarakat juga berpengaruh pada perilaku anak yang kurang dididik orangtua.
Pendidikan di sekolah jarang mengajarkan; cara bekerja mencari nafkah, praktik berproduksi dan berdagang, bekerja sama dan kepemimpinan. Maka tidaklah mengherankan apabila para sarjana tidak siap bekerja mandiri, tidak kreatif dan tidak mampu berorganisasi.
Sesungguhnya mengajarkan anak tentang berproduksi dan berdagang itu mudah, salah satunya adalah mengadakan BAZAR SEKOLAH tiap semester. Melalui BAZAR SEKOLAH murid diberikan kesempatan memproduksi suatu barang dan menjualnya di bazar tersebut. Bila hal ini dilakukan secara teratur maka akan tercipta kondisi yang mendorong murid untuk berinisiatif secara kreatif menciptakan produk yang bisa dijual. Dengan demikian anak anak akan merasakan keasyikan berdagang.
Oleh dr. H Minanurrahman