Harga berbagai
kebutuhan pokok jelang bulan Ramadan, sudah mulai tinggi dirasa
masyarakat. Dinas Pergadangan (Disdag) Kota Mataram tak mau tinggal
diam. Mereka menggelar pasar murah. Seperti yang terpantau di Lapangan
Karang Pule, Selasa (22/5) kemarin.
Kepala
Disdag Kota Mataram Lalu Alwan Basri, mendatangkan sekitar 20
distributor. Ditambah sepuluh industri kecil menengah (IKM) yang menjadi
binaan Disdag.
“Saya nggak nyangka,
begitu cepat laku (habis),” kata Alwan yang terlihat terkejut dengan
antusiasme masyarakat sekitar berbelanja di tempat itu.
Pantauan Lombok Post, masyarakat
datang berduyun-duyun sejak pagi. Sehingga belum saja pukul 12 siang,
semua produk diborong warga. Hal ini menunjukkan, antusiasme warga ingin
mendapatkan logistik murah sebagai persediaan selama puasa nanti.
“Harganya
memang kita buat sangat murah, ini sesuai dengan HET (harga eceran
tertinggi) dari distributor,” jelas mantan Kabag Humas dan Protokol
Setda Kota Mataram ini.
Ia
mencontohkan, harga daging di pasar Rp 100 ribu. Di pasar murah hanya
dijual Rp 80 ribu per kilogram. “Makanya langsung habis tadi. Begitu
juga dengan telur dan berbagai kebutuan pokok lainnya,” jelasnya.
Namun
khusus untuk hasil pertanian, Alwan mengaku belum bisa melibatkan.
Karena adanya perbedaan waktu dengan masa panen sayur-sayuran.
“Kalau
lihat bagaimana antusias masyarakat saat ini, kami memang berencana
untuk menggelar lagi pasar murah pada saat Ramadan nanti,” terangnya.
Terutama
di minggu terakhir bulan Ramadan. Biasanya gejolak harga, sudah mulai
gila-gilaan, karena aksi para spekulan yang memainkan harga.
“Jangan
sampai ada yang nimbun saja, kasihan masyarakat harus kesulitan membeli
kebutuhan pokok. Makanya saya mengajak semua untuk melawan spekulan,”
ujarnya.
Terkait langkah konkret
untuk antisipasi aksi para spekulan memainkan harga, pihaknya tetap akan
terus memantau pergerakan harga di pasar. Selain itu, satgas pangan
yang telah dibentuk pemerintah yang akan terus melakukan pemantauan
bersama, pemerintah provinsi dan kota, diyakininya akan efektif,
mencegah kegilaan harga di pasaran. “Apalagi polisi dan TNI juga
sekarang ikut mengawasi ini (harga pangan),” tandasnya.
Hasil
secara statistik dampak dari pasar murah ini, diakui Alwan belum bisa
diukur secara pasti. Namun ia merasakan bagaimana masyarakat, sangat
terbantu dengan pasar murah yang merupakan hasil kerja sama Pemerintah
Kota Mataram dan Pemerintah Provinsi NTB itu.
Tim Pemantauan dan Pengendali Inflasi Daerah (TPID), juga belum menerbitkan rilis statistik supply and demand
di Kota Mataram. Kepala Bappeda Kota Mataram H Amir saat dihubungi
melalui pesan singkat, menjanjikan hari ini bisa menjelaskan dampak
inflasi jelang bulan puasa.
(zad/r5) sumber LomboPost.net on: In: Metropolis