Ada yang menyangsikan hadits berikut ini, "Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Apabila Ramadhan tiba, pintu surga dibuka, pintu neraka ditutup, dan setan dibelenggu.” (HR. Bukhari no. 1899 dan Muslim no. 1079).
ilustrasi setan dibelenggu |
Mengapa di bulan Ramadhan masih ada yang melakukan maksiat? Masih ada yang berjudi, mabuk, berzina, mencuri, dan perbuatan maksiat lainnya. Ini berarti masih ada setan yang tidak dibelenggu. Apa yang salah? Tentunya bukan hadits itu yang salah.
Apa yang disebut sebagai SETAN adalah segala hal yang buruk dan jahat, baik berupa pikiran, perasaan, niat, perkataan maupun perbuatan. Setan tersebut terbelenggu sehingga tak mampu mengganggu mukmin yang berpuasa. Bagi orang yang tidak beriman dan tidak berpuasa maka setan tetap bebas mengganggunya. Maka tidaklah mengherankan apabila masih ada kemaksiatan di bulan Ramadhan karena adanya orang-orang yang tidak beriman.
Untuk MEMBELENGGU SETAN diperlukan upaya semua pihak mulai dari setiap individu, masyarakat dan pemerintah untuk menjaga kekhitmatan bulan Ramadhan. Pemerintah wajib menjamin keamanan dan ketertiban masyarakat. Tugas pemerintah menertibkan dan menutup semua kegiatan maksiat. Bila ada kelompok masyarakat yang terpaksa bertindak menertibkan kegiatan maksiat, bisa diartikan pemerintah lalai menjalankan tugasnya. Tugas masyarakat, terutama para tokoh masyarakat, adalah mengajak masyarakat melaksanakan ibadah puasa dan bagi yang tidak berpuasa dihimbau untuk menghormati yang berpuasa.
Sedangkan bagi umat Islam dianjurkan untuk lebih banyak berbuat kebaikan. Apabila semua pihak menjalankan peran masing masing, maka ketertiban dan keamanan pasti terjamin. Oleh dr. H Minanurrahman