Sebuah desa di India
mengeluarkan aturan larangan terhadap wanita menggunakan ponsel di depan umum.
Hal ini diberlakukan sebagai upaya untuk membatasi kontak dengan pria.
 |
| wanita India pakai ponsel. ©Sputnik News |
Kebijakan tersebut dikeluarkan kemarin di Madora, sebuah desa di negara bagian
Uttar Paradesh, India yang berpenduduk mayoritas muslim konservatif.
Para perempuan yang melanggar aturan tersebut akan dikenakan denda. Adapun denda yang harus dibayar apabila kedapatan menggunakan telepon genggam di luar rumah adalah sebesar USD 457 (setara Rp 6 juta). Itu merupakan jumlah yang sangat besar karena dibutuhkan berbulan-bulan bagi warga di daerah pedesaan untuk mendapat penghasilan sebesar itu,
Aturan tersebut rupanya ditentang oleh sebagian pihak, salah satunya pihak kepolisian. Sebab aturan tersebut dinilai bisa memicu wanita yang belum menikah untuk kawin lari karena interaksi dengan pria dibatasi.
"Kami telah menerima laporan yang memerintahkan pelarangan perempuan menggunakan telepon genggam. Perintah seperti itu bertentangan dengan konstitusi dan kami akan mengambil tindakan," kata kepala polisi setempat Arun Kumar Singh, seperti dilansir dari laman Asia One, Rabu (3/5).
Bukan hanya melarang wanita menggunakan ponsel di depan umum, aturan denda juga berlaku untuk peternak yang menyembelih sapi, hewan yang dianggap suci di negara tersebut, dan penyelundupan minuman keras.
"Kami mendukung aturan mereka terhadap kegiatan ilegal lain namun tidak mengizinkan mereka mengekang kebebasan perempuan," tegas Singh.
Aturan tersebut dibuat oleh dewan lokal yang dikenal sebagai Khap Panchayats. Dewan tersebut dikelola kebanyakan oleh sesepuh laki-laki. Meski ilegal, mereka memiliki pengaruh yang cukup besar di pedesaan bagian utara India. [pan]
Para perempuan yang melanggar aturan tersebut akan dikenakan denda. Adapun denda yang harus dibayar apabila kedapatan menggunakan telepon genggam di luar rumah adalah sebesar USD 457 (setara Rp 6 juta). Itu merupakan jumlah yang sangat besar karena dibutuhkan berbulan-bulan bagi warga di daerah pedesaan untuk mendapat penghasilan sebesar itu,
Aturan tersebut rupanya ditentang oleh sebagian pihak, salah satunya pihak kepolisian. Sebab aturan tersebut dinilai bisa memicu wanita yang belum menikah untuk kawin lari karena interaksi dengan pria dibatasi.
"Kami telah menerima laporan yang memerintahkan pelarangan perempuan menggunakan telepon genggam. Perintah seperti itu bertentangan dengan konstitusi dan kami akan mengambil tindakan," kata kepala polisi setempat Arun Kumar Singh, seperti dilansir dari laman Asia One, Rabu (3/5).
Bukan hanya melarang wanita menggunakan ponsel di depan umum, aturan denda juga berlaku untuk peternak yang menyembelih sapi, hewan yang dianggap suci di negara tersebut, dan penyelundupan minuman keras.
"Kami mendukung aturan mereka terhadap kegiatan ilegal lain namun tidak mengizinkan mereka mengekang kebebasan perempuan," tegas Singh.
Aturan tersebut dibuat oleh dewan lokal yang dikenal sebagai Khap Panchayats. Dewan tersebut dikelola kebanyakan oleh sesepuh laki-laki. Meski ilegal, mereka memiliki pengaruh yang cukup besar di pedesaan bagian utara India. [pan]
Kamis, 4 Mei 2017 08:12 Reporter : Ira Astiana Sumber : merdeka.com