Merasa paling benar, tak tahu malu, dan sombong. Itu merupakan sebagian dari akibat *tidak tahu diri*. Mengetahui diri sendiri itu penting, _tahu kemampuan diri, kekurangan kelebihan serta kapasitas diri_ memang harus dimiliki oleh setiap orang.
ilustrasi |
Karena dengan melihat diri sendiri secara utuh akan membantu kita, menyelamatkan diri ini dari bahaya.
Bahaya apa,? Ya bahaya tak tau malu, memalukan atau bisa jadi merugikan orang banyak. Tahu apa yang kita bisa sehingga kita *mampu berbuat sesuai dengan harapan*. Tidak sok bisa, sok merasa paling hebat padahal kemampuan serta kelebihannya itu masih pas-pasan.
Tidak ada yang istimewa, toh sehebat apapun manusia itu pasti punya kekurangan, punya aib. Tak perlu menuduh orang lain berbuat yang tidak kita sukai atau menyakiti kita, itu jahat. Padahal boleh jadi kita sendiri pernah berbuat yang demikian pada orang lain.
Hidup tanpa mengetahui diri sendiri selalu membawa manusia pada jalan yang dangkal. Artinya, orang yang tak tahu diri itu tidak atau belum mampu memposisikan dan melihat sebenarnya apa yang ada pada akal, jiwa dan pkirannya dengan sesuai.
Tahu diri juga tahu posisi dimana kita berada. Tahu dimana kita harus berbuat kapan kita harus bertindak juga tahu kapan kita harus diam. Kadang orang tak tahu apa yang terjadi tiba –tiba ia melakukan sesuatu pada suatu kondisi tertentu, yang padahal situasinya tak membutuhkan apa yang ia lakukan itu. Maka jadilah salah kaprah, salah tingkah, salah paham.
Tahu diri juga perlu disaat kita hendak menilai orang lain, jangan sampai terjadi *semut di seberang lautan terlihat tapi gajah didepan mata malah tak terlihat sama sekali*.
Tahu diri artinya tahu apa yang ada pada diri serta apa yang harus diperbuat. Tahu apa yang ada disekeliling kita serta kemampuan membaca situasi yang ada disekitar kita. Karena kalau tidak, maka kita akan celaka. Lha kok celaka.? Ya iya kan ..
Oleh dr. H Minanurrahman / Joni Irawan, S.Pd