Joni rawan, S.Pd., M.Si
Joni rawan, S.Pd., M.Si
Online
Halo 👋
Ada yang bisa dibantu?

MEMARAHI ANAK ITU BANYAK BAHAYANYA

*Apakah memarahi anak itu tidak boleh?*
Marah adalah sifat hewani yang melekat pada manusia yang berjasad seperti hewan. Marah adalah 'sikap menolak' terhadap sesuatu yang tidak sesuai harapan. Jadi marah itu manusiawi.

ilustrasi, Sumber gambar ummi online
Marah bisa bermanfaat dan bisa juga merugikan, tergantung bagaimana cara mengekspresikan marah. Ekspresi marah yang emosional apalagi disertai kekerasan berdampak sangat buruk pada anak anak.

Dampak buruk pada anak yang dimarahi antara lain;
- Rusaknya sel sel otak. Anak yang ketakutan karena dimarahi akan mengalami gangguan dalam pembentukan jaringan antar sel saraf. Padahal dalam proses belajar dibutuhkan pembentukan jaringan antar sel saraf. Pembentukan jaringan antar sel saraf dalam otak membutuhkan suasana emosi yang menyenangkan. 

- Jantung menjadi lemah. Anak yang ketakutan karena dimarahi jantungnya berdenyut kencang. Apabila hal tersebut sering terjadi maka jantung anak mengalami kelelahan.
- Menjadi pribadi emosional. Anak itu ibarat cermin. Apa yang dia saksikan dan alami akan dijadikan pelajaran. Anak yang sering dimarahi akan meniru menjadi mudah marah. Bahkan marah dijadikan cara untuk menghadapi masalah. 

- Kepercayaan anak pada orangtua menurun. Anak tidak suka orang yang memarahinya, termasuk tidak percaya perkataannya. Maka orangtua pemarah tidak akan dipatuhi anaknya. 

- Anak menjadi Depresi. Kemarahan yang menghina dan merendahkan harga diri akan membuat anak rendah diri dan depresi. Tandanya adalah pendiam, tak punya teman, suka menyendiri dan cenderung paranoid. 
- Menjadi Pendengar yang buruk. Anak menjadi sulit belajar di sekolah, nakal dan tak mau mendengar nasihat. 
- Rendah inisiatif. Anak menjadi pasif, pemalas, pemalu dan tidak punya keinginan.

*Apakah anak yang berbuat salah itu dibiarkan saja?*

Pendidikan anak meliputi pengenalan aturan, penerapan aturan dan penegakan aturan. Yang namanya anak tentu banyak tidak tahu aturan. Maka tugas orangtua adalah mengenalkan aturan dan mengajak anak untuk mematuhi. Anak belajar dari keteladanan yaitu meniru orang yang lebih dewasa. Maka penerapan aturan harus berlaku setara dan adil. Artinya aturan berlaku untuk semua anggota keluarga secara adil.

Anak yang berbuat salah kebanyakan bukan suatu kesengajaan melainkan ketidaktahuan, ketidakmampuan, atau kelalaian. Oleh karena itu perlu ditentukan dulu apa motif dari kesalahan anak tersebut. Bila kesalahan tersebut jelas suatu kesengajaan maka pantas untuk ditegur (dimarahi) dan diberi sangsi.

Bila menjumpai anak berbuat salah jangan terburu buru marah. Cukup dengan menunjukkan ekspresi tidak suka atau kecewa, maka anak tahu bahwa perbuatannya tidak baik atau salah. Selanjutnya tanya dengan nada lembut, 'mengapa kamu berbuat begitu?'
Beri kesempatan dia bicara menjelaskan apa yang telah terjadi. Dengarkan dengan baik dan hargai harga dirinya. Kemudian tanya dia kembali, 'apakah yang kamu perbuat itu baik? Apakah kamu mau diperlakukan seperti itu?' Jangan terburu untuk menyalahkan yang membuat dia tersudut. Beri dia waktu sesaat untuk kemudian mengakui kesalahan. Setelah dia mengakui kesalahan, maka minta dia berjanji untuk tidak mengulang dan maafkan dia. Cara ini akan membentuk mental jujur dan bertanggung jawab.

*Apa ada cara marah yang baik?*

Prinsip utama marah yang baik adalah *menjauhi kekerasan*. Marah yang emosional disertai kekerasan adalah *marah primitif*. Marah yang baik adalah marah yang berbudaya, halus dan punya nilai seni.

Marah tidak boleh membuat komunikasi terputus. Komunikasi yang baik akan mampu mengurai kesalahan dan menemukan solusi yang terbaik.

Jangan bersikap seperti malaikat yang merasa paling benar dan paling sempurna. Setiap manusia mempunyai kelebihan dan kekurangan yang unik. Beri kesempatan anak untuk memperbaiki diri.

Bila kita terlanjur marah yang membuat anak sakit hati, maka bersedialah untuk *minta maaf* ke anak. Dengan meminta maaf atas tindakan marah yang sudah terlanjur, maka komukasi dengan anak menjadi baik kembali. Sering seringlah berdiskusi dengan anak. Anak akan makin menghargai Anda.

Oleh dr. Minanurrahman / joni

Berbagi

Posting Komentar