Joni rawan, S.Pd., M.Si
Joni rawan, S.Pd., M.Si
Online
Halo 👋
Ada yang bisa dibantu?

Sisi Baik di Balik Sifat Buruk

Kultur masyarakat barat menempatkan sejumlah sifat atau karakter seperti berbangga diri, rakus, serakah, malas, cemburu, emosional, dan gairah seksual sebagai sifat buruk, bahkan dianggap dosa yang mematikan.

Namun, penelitian menunjukkan sifat buruk ini juga punya sisi positif, seperti dijelaskan psikolog Simon H Laham, PhD, dalam bukunya The Science of Sin, The Psychology of the Seven Deadlies (and why they are so good for you).

ilustrasi, sumber gambar Pendidikan Karakter
Si doyan makan yang pemurah. Penelitian terkini menunjukkan orang yang lapar justru lebih jarang memberikan donasi ketimbang mereka yang kenyang. Riset ini berasal dari temuan bahwa sejumlah stimulan seperti uang dan makanan diproses di bagian otak yang sama, dan terkadang saling mensubstitusi.

Orang yang lapar, tak hanya memiliki keinginan lebih atas makanan namun juga uang. Jadi kalau pasangan Anda cenderung rakus saat makan, justru dengan perutnya yang kenyang, Anda akan lebih mudah mengajaknya berdonasi ketimbang orang yang tak doyan atau bahkan membatasi makan.

Si emosional yang berpikiran terbuka. Si pemarah kerap memiliki karakter keras kepala. Meski begitu, menurut penelitian, orang yang kerap emosional justru lebih toleran saat memberikan argumen terhadap ide atau pendapat yang bertolak belakang dengan keyakinannya, dan lebih persuasif. Kemarahan memicu cara pandang antagonis, yang menurut sejumlah peneliti mengarah kepada keberanian seseorang untuk melawan status quo.

Si serakah yang tahan derita. Perspektif mengenai uang sangat kuat dalam diri seseorang, apa pun itu konsekuensinya. Dalam sebuah penelitian, responden diminta menghitung sejumlah uang untuk mengetahui bagaimana perspektif mereka tentang uang. Setelahnya, tangan mereka direndam dalam sebuah wadah berisi air panas. Ajaibnya, individu yang berorientasi pada uang ini lebih tahan atas penderitaan yang dialaminya (tangan kepanasan) dibandingkan mereka yang tidak berada di bawah pengaruh uang.

Si pemalas yang ringan tangan. Riset menunjukkan penduduk di kota dengan mobilitas rendah lebih senang dan sering membantu orang lain. Psikolog mengukur sejauhmana pengaruh kecepatan ritme hidup di sejumlah kota di Amerika dengan melakukan observasi waktu berjalan seseorang untuk menempuh jarak 55 meter.

Para peneliti juga mengukur sejauhmana motivasi untuk menolong orang lain terbangun melalui sejumlah kegiatan. Hasilnya, semakin rendah ritme aktivitas masyarakat dalam sebuah kota, semakin sering orang saling membantu sesamanya. Bisa jadi, di balik perilakunya yang berkesan malas-malasan, pasangan, teman, rekan kerja Anda sebenarnya adalah si penolong yang tak ingin serba tergesa-gesa dalam menjalani hidupnya.

Si pencemburu yang kreatif. Anda bisa mengolah rasa cemburu menjadi energi dan motivasi yang memicu mencipta karya dengan kreativitas tinggi. Dalam sebuah studi, para responden diminta mengkreasikan sebanyak mungkin batu bata yang tersedia untuk menguji kreativitas mereka. Sebagian responden, sebelum melakukan tugas tersebut, telah diperlihatkan hasil karya dari batu bata yang inspiratif. Alhasil, mereka terinspirasi dan tergerak berkreasi lebih baik menggunakan batu bata. Sementara mereka yang belum melihat contoh hasil karya dari batu bata tadi, kurang kreatif dalam menciptakan karya.
Si bangga diri yang gigih.

Rasa bangga muncul ketika seseorang berhasil mendapatkan pencapaian tertentu. Emosi yang muncul secara alami ini memicu seseorang untuk mencapai kesuksesannya. Dengan perasaan bangga, seseorang cenderung lebih gigih dan ulet dalam menjalani berbagai tugas, sesulit apa pun. Kegigihan inilah yang berujung pada kesuksesan, dan membuatnya berbangga.

Melihat orang yang senang membanggakan dirinya sendiri memang terkadang menganggu. Namun, bukan berarti rasa bangga dari dalam diri tak bisa diubah menjadi kekuatan untuk mengejar kesuksesan.

Si penuh hasrat yang cerdas. Seseorang yang memiliki gairah seksual tinggi akan lebih mudah menemukan sisi menarik dari orang lain, dan lebih perhatian. Artinya, ia lebih fokus pada detil dibandingkan gambaran umumnya. Dalam sebuah studi, para peneliti menemukan orang yang memiliki hasrat tinggi seperti ini cenderung lebih kaya detil dan memiliki kemampuan analisa berpikir yang lebih baik ketimbang pribadi yang tak bergairah. Pribadi yang penuh gairah lebih mahir mencari solusi dari setiap masalah yang dihadapinya. 

Oleh dr. H Minanurrahman

Berbagi

1 komentar

  1. AQUATIC Fishing ART
    AQUATIC Fishing ART 20 Juli 2017 pukul 16.34
    Sangat bagus penulisannya.. mudah diingat dan dibaca ... http://aromaessen.com