Dwi Prastyo
Dwi Prastyo
Online
Halo 👋
Ada yang bisa dibantu?

"JANGAN STRES! Ada banyak cara hadapi Stres"

Stres bisa meningkatkan kemungkinan terkena penyakit, dari flu hingga serangan jantung, kata ahli psikologi. Anda stres, kewalahan, dan merasa terlalu banyak tugas yang harus dikerjakan? Jangan khawatir, Anda tidak sendiri.


ilustrasi,  sumber gambar Rama Mitra Jasa
Keluhan seperti ini banyak disampaikan oleh orang-orang yang sibuk seperti Anda para profesional.

Dan stres seperti ini benar-benar membuat kita menderita. Tapi bagaimana jika kita *mengubah cara pandang dan persepsi* tentang stres ini? Dan itulah yang disarankan oleh beberapa ahli dan praktisi psikologi.

Selain stres menyebabkan seseorang mudah sakit, stres juga meningkatkan risiko Risiko untuk mengalami depresi dan kecanduan. Stres membunuh sel-sel dalam otak, merusak DNA dan bikin Anda lebih cepat tua.

Ubah persepsi stres.

Orang-orang yang sibuk bisa dengan mudah menderita karena stres.
Mungkin bukan stres itu sendiri yang membuat kita berisiko terkena penyakit atau gangguan kejiwaan.

Orang-orang yang stres tapi tak menganggap stres ini sebagai sesuatu yang merugikan, memiliki risiko kematin lebih kecil bahkan jika dibandingkan dengan orang-orang yang mengalami stres ringan.

Para peneliti menyimpulkan bukan stres itu sendiri yang membuat orang-orang menderita. Yang membuat mereka menderita adalah *gabungan stres dan persepsi* serta keyakinan bahwa stres itu merugikan.

Kesimpulan yang bisa diambil adalah *stres tidak perlu diperangi atau dihindari*, *anggaplah stres sebagai pendorong untuk berubah*.

Mungkin kata kuncinya adalah bagaimana kita *memperlakukan stres.* Daripada kita sibuk mencari tahu bagaimana mengatasi stres ini, mungkin akan jauh lebih baik bila kita *menerima saja stres ini* dan memanfaatkannya untuk memperbaiki kualitas hidup kita.

Perbaiki aspek mental.

Mengubah cara pandang bisa membantu kita mengatasi stres yang kita hadapi. Biasakan untuk terus belajar tentang hal-hal yang baru dan berbeda. Biasakan pula untuk melakukan re-evaluasi.

Dengan kita terus belajar dan menambah informasi kita cenderung untuk membuat keputusan-keputusan yang lebih arif dan lebih baik. Selain itu, kita juga menjadi lebih sadar dengan tindakan-tindakan yang kita ambil.

Menyadari bahwa kita semua memiliki keterbatasan.

Ketika kita sadar bahwa diri kita atau orang-orang dalam tim kita punya keterbatasan, sebenarnya pada saat yang sama kita juga mengambil pendekatan yang lebih luwes.
Kita perlu menyadari ada hal-hal negatif dalam diri kita, tanpa harus menyerah atau putus harapan. Ini semua terkait dengan mental kita. Kita harus bisa mengontrol mental (hawa nafsu) ini, jangan sebaliknya, menyerah dan membiarkan hawa nafsu kita menguasai diri kita.

Semoga bermanfaat.

Oleh dr. H Minanurrahman

Berbagi

Posting Komentar