Joni rawan, S.Pd., M.Si
Joni rawan, S.Pd., M.Si
Online
Halo 👋
Ada yang bisa dibantu?

KEMAMPUAN MENGHADAPI STRES (Lanjutan)

Kemampuan menghadapi masalah (stres) adalah hasil dari proses belajar dari pengalaman sejak bayi hingga dewasa. Bagi yang mampu mengambil pelajaran dari setiap permasalahan dan bertanggung jawab menyelesaikan, maka hidupnya akan bahagia. Sebaliknya bagi yang menganggap permasalahan sebagai beban dan sumber penderitaan maka dia akan ditimpa bertubi tubi masalah yang menyebabkan kesengsaraan. Akhirnya jatuh dalam depresi dan putus asa.

Ilustrasi,  sumber gambar :Dictio Community
Berikut ini akan dibahas cara mendidik anak (usia 6 sampai 18 tahun) agar kuat dan mampu menghadapi berbagai masalah. Masa depan itu pasti maju dan banyak kemudahan. Sayangnya kemajuan ini hanya bisa dinikmati oleh orang-orang yang mempersiapkan diri menghadapi masa depan. Oleh karena itu orangtua wajib mempersiapkan anak melalui pengasuhan dan pendidikan.

Dalam proses mengasah kemampuan anak menghadapi masalah ada empat kemampuan utama yang perlu dicapai, yaitu Percaya diri (self esteme), bertanggung jawab (responsible), kemauan belajar (personal improvemen) dan kerjasama (cooperation).

PERCAYA DIRI. Sebelum orang lain mempercayai kita maka kita harus mempercayai diri sendiri. Untuk *menumbuhkan rasa percaya diri* pada anak, orangtua harus memberi kesempatan anak untuk *melakukan tugasnya sendiri*. Dan apapun hasilnya harus kita hargai. *Menghargai hasil pekerjaan anak* adalah kunci utama membangun kepercayaan diri pada anak. Selanjutnya adalah sering *memberi tugas secara teratur* sehingga anak makin terampil dan terbiasa. Tentunya pekerjaan anak sering tidak sempurna, maka tugas orangtua adalah *memberikan contoh* dengan baik.

Banyak orangtua melakukan KESALAHAN yang membuat anak enggan melaksanakan tugas dan menyerahkan tugasnya ke orangtua. Kesalahan terbesar adalah MENGKRITIK  hasil pekerjaan anak yang baru belajar. Kesalahan berikutnya adalah terlalu MEMAKSA anak harus segera bisa. Dan selanjutnya adalah MENGAMBIL ALIH tugas pekerjaan anak.

BERTANGGUNG JAWAB. Mendidik anak agar bertanggung jawab setelah anak mempunyai kemampuan / ketrampilan tertentu. Contoh setelah anak merasa percaya diri mampu membersihkan kamarnya sendiri, maka orangtua mulai memberi tugas tanggung jawab membersihkan dan merapikan kamarnya sendiri. Tanggung jawab berarti tugas yang harus dilaksanakan secara rutin dan teratur tanpa harus diperintah setiap saat. Orangtua sesekali menanyakan 'apakah kamarmu sudah dirapikan?' dan mengecek dengan memantau langsung.

Tanggung jawab adalah tugas yang sudah disepakati dan harus dilaksanakan. Apabila tidak dilaksanakan akan mendapat teguran dan sanksi. Ketika menegur orangtua tidak boleh marah atau emosi buruk lainnya, cukuplah perintah kerjakan segera! Apabila pelanggaran terjadi berulang maka sanksi dapat diberlakukan, dengan mengurangi kesenangan atau tugas tambahan. Jangan membuat sangsi yang menyakitkan badan atau perasaan.

KEMAUAN BELAJAR. Anak harus mempunyai MOTIVASI untuk menjadi lebih baik, baik motivasi dari luar maupun motivasi dari diri sendiri. Motivasi dari luar pada umumnya berupa hadiah atau hukuman. Sedangkan motivasi dalam diri adalah cita-cita dan impian. Kemauan belajar yang kuat akan membuat cepat paham dan makin terampil. Luasnya pengetahuan dan tingginya ketrampilan akan membuat percaya diri meningkat dan makin bertanggung jawab.

Belajar bisa dimana saja, tidak cuma di sekolah atau kuliah. Belajar dari pengalaman orang lain, dari buku, internet dan dari pengalaman pribadi. Hidup ini penuh dengan pelajaran selama kita berprasangka baik.

KERJASAMA. Manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan pertolongan orang lain. Manusia tidak bisa hidup sendiri. Kerjasama adalah hubungan antar manusia yang saling membutuhkan dan menguntungkan. Kerjasama membutuhkan saling percaya satu dengan lainnya. Kerjasama memberikan tanggung jawab pada setiap orang.

Maka sejak kecil anak harus dilatih bekerja sama dengan teman sebaya dan dalam rumah.
Demikian bahasan kali ini, semoga bermanfaat.

Oleh dr. H Minanurrahman

Berbagi

Posting Komentar