Sekelompok orang yang merasa kalah dalam perebutan
kekuasaan (khususnya pilkada DKI) berteriak, "mereka itu Intoleran, anti
kebinekaan, diskriminasi, anti Pancasila... " dan ditambah sumpah
serapah lainnya.
Bahkan mereka membuat slogan "Aku Pancasila, Aku
Indonesia" , seakan-akan mereka yang paling membela Pancasila. Padahal
yang berteriak seperti itu justru mencerminkan 'tidak mengerti arti
Pancasila'. Kekecewaan dan kemarahan itu terus menjadi dendam membara.
Ilustrasi, Sumber gambar : humanis.or.id |
Mereka merasa terancam padahal tak ada ancaman apapun. Yang
ada justru 'pencegahan keserakahan penguasaan lahan proyek' oleh
naga-naga aseng. Para pendukung mereka itu kebanyakan 'buta' terhadap
nasionalisme. Mereka tidak tahu siapa yang mereka bela. Mereka hanya
tenggelam dalam euphoria kebebasan yang kebablasan. Mereka membenci
saudara sebangsa dan menuduh pemikiran Khilafah sebagai makar. Mereka
betul-betul tidak faham Pancasila.
Pancasila adalah satu satunya dasar negara demokrasi yang
berketuhanan. Artinya Demokrasi di Indonesia ini meletakkan kebenaran
berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Sedangkan kebenaran dari Tuhan itu
berasal dari ajaran-ajaran agama. Maka sudah sewajarnya ajaran agama
agama yang berketuhanan Yang Maha Esa dijadikan dasar nilai luhur dan
hukum di Indonesia. Menjadi lucu dan aneh bila ada yang menentang ajaran
agama sebagai dasar hukum. Sila Pertama Ketuhanan Yang Maha Esa berarti
mewajibkan seluruh rakyat Indonesia untuk beriman kepada Tuhan Yang
Maha Esa dengan menjalankan ajaran agama yang diyakini. Demikian pula
Negara Republik Indonesia juga harus menegakkan kedaulatan bangsa
berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.
Maka siapakah yang menentang Pancasila?
Apakah orang-orang yang menggunakan nilai luhur agama sebagai dasar hukum itu menentang Pancasila?
Atau orang yang mengusung kebebasan 'Liberalisme dan Humanisme' itu sesuai Pancasila?
Hanya orang yang beriman dan menjalankan agama yang dia yakini yang bisa menjawab. Orang yang tidak mengerti agama tidak akan pahan artinya Ketuhanan Yang Maha Esa.
Kemudian, apa sih artinya Toleransi? Toleransi adalah
mengakui adanya perbedaan pemahaman atau keyakinan yang bertujuan
terwujudnya Keadilan Sosial. Tidak bisa dikatakan Toleransi bila
mengusik keadilan sosial. Toleransi justru mencegah kesenjangan dan
mempererat persaudaraan. Ada 3 jenis persaudaraan; 1. Persaudaraan
seagama, 2. Persaudaraan sebangsa dan 3. Persaudaraan sesama manusia.
Tidak bisa dikatakan Intoleran bila suatu kaum berusaha
memperjuangkan pemikiran yang mereka yakini untuk menjadi landasan
aturan kehidupan. Asal usaha tersebut dilaksanakan dalam suatu
permusyawarahan kemufakatan sesuai dengan Sila Kerakyatan yang dipimpin
oleh hikmat kebijaksanaan dalam Permusyawarahan perwakilan.
Demikian pula setiap orang atau umat berhak memilih
wakilnya yang seiman, seagama atau sesuku untuk menjadi pemimpin bangsa.
Sangatlah wajar bila suatu kaum dianjurkan oleh pemimpin mereka untuk
memilih yang seiman dan seagama serta sesuku. Maka pantas lah bila
Demokrasi memunculkan pemimpin dari kalangan mayoritas.
Menjadi suatu sumber malapetaka apabila ada suatu
propaganda istilah Intoleran di Indonesia. Ini pertanda suatu upaya adu
domba agar suatu kaum membenci kaum lainnya karena berbeda pilihan.
Upaya adu domba ini nyata dengan maraknya olok olok di berbagai media
massa terutama media sosial internet. Nah siapakah yang Pancasila dan
siapa yang Indonesia?
Mari segera tinggalkan perselisihan atau pun saling tuduh,
kita ini satu bangsa, satu bahasa dan satu tanah air yaitu INDONESIA
yang kita cintai. Kita bersaudara sebangsa, juga bersaudara dalam setiap
agama. Mari jaga persatuan dan kesatuan Negara Republik Indonesia.
Dirgahayu Proklamasi Republik Indonesia tahun 2017. MERDEKA! MERDEKA! MERDEKA!
Oleh dr. H Minanurrahman