Dwi Prastyo
Dwi Prastyo
Online
Halo 👋
Ada yang bisa dibantu?

KEBANGKITAN ISLAM DIBENCI OLEH KOMUNIS DAN KAPITALIS

Abad 21 adalah abad kebangkitan Islam di seluruh dunia. Kebangkitan ini muncul setelah setengah abad perang dunia (world war II) yang dilanjutkan dengan perang antariksa (star wars) dan perang untuk minyak (war for oil). Menjelang milenium 3 bangsa bangsa di seluruh dunia telah bosan dengan 'perang'.

Ilustrasi,  sumber gambar satu jam
Seiring dengan kemajuan teknologi informasi, keterbukaan informasi menguak dan membongkar kebusukan politik kapitalisme dan komunisme. Semua orang mulai mencari kebenaran Islam yang selama ini diberitakan dan ditulis di buku sebagai sumber kejahatan dan terorisme. Akibatnya mereka tercerahkan dan melihat kenyataan Islam yang sebenarnya sangat berbeda dengan yang mereka dengar selama ini.

Mereka yang terus mempelajari Islam akhirnya mendapatkan hidayah dan berbondong bondong masuk Islam.

Kondisi tersebut justru terjadi di negara negara maju di Eropa dan Amerika. Isu terorisme berangsur angsur ditinggalkan oleh Presiden Obama selama 2008 hingga 2016. Bahkan Donald Trump sekarang ini lebih banyak menjalin hubungan dengan negara negara muslim. 

Kota London bahkan menjadi Kota Besar yang dipimpin seorang muslim dan mendapat julukan Londonistan karena pertumbuhan Islam yang pesat.

Sementara itu Indonesia yang berpenduduk muslim terbesar di dunia justru menjadi sasaran agenda Komunisme dan Kapitalisme berebut kekuasaan. Indonesia adalah 'gadis lugu cantik jelita dan kaya raya' yang jadi rebutan.

Sejak jaman Belanda, Indonesia adalah sumber kekayaan. Setelah merdeka, Indonesia tetap menjadi 'sapi perah' dari negara negara Kapitalis. Isi perut bumi Indonesia dikuras untuk kepentingan asing.

Indonesia sempat menjadi negara 'Hebat Kuat Bermartabat' di era Soeharto. Tetapi di saat menjelang 'Indonesia tinggal landas' terjadi Reformasi yang justru membuka peluang komunisme tumbuh dengan baju Nasionalisme.

Reformasi memang memberi harapan besar tumbuhnya demokrasi, sayangnya kebanyakan rakyat Indonesia belum paham demokrasi. Akibat reformasi demokrasi justru memunculkan politik busuk penuh tipu daya dan korupsi. Bahkan politikus busuk telah berhasil mengaburkan 'demokrasi Pancasila', sehingga demokrasi sila ke 4 (permusyawarahan) diganti dengan Voting. Nilai nilai Pancasila tidak lagi diajarkan di sekolah sehingga generasi muda kebingungan identitas.

Serangan untuk merusak Indonesia datang dari berbagai arah. Selain hiruk pikuk politik yang penuh korupsi dan saling fitnah, bangsa Indonesia menghadapi serangan Narkoba, Pornografi, berita Hoax, ketidak adilan ekonomi, dan pembelokan sejarah. Gempuran narkoba berton ton membanjiri dari Cina, lewat Malaysia menuju seluruh pelosok Nusantara.

Narkoba sudah merambah ke daerah yang dikendalikan dari Lapas. Pornografi dan Prostitusi tak terkendali, bahkan prostitusi terselubung ada di kafe dan karaoke. Medsos yang telah menjangkau seluruh rakyat menyuburkan berita Hoax. Bahkan media sosial ini telah menjadi alat propaganda politik yang kadang menyesatkan. Medsos telah dimanfaatkan untuk memfitnah dan mendiskreditkan ulama yang mengkritik pemerintah. Begitu dahsyat serangan itu, untungnya Indonesia adalah negara muslim terbesar yang dilindungi Allah SWT.

Kondisi tersebut justru menguntungkan umat muslim yang disadarkan untuk bangkit bergerak melawan. Kebangkitan umat muslim Indonesia justru dipicu oleh 'omongan busuk' penista agama yang mau merebut Jakarta. Solidaritas umat Islam seluruh Indonesia mengejutkan mereka yang sudah merasa menang diatas kertas. Kalau bukan karena pertolongan Allah SWT, bisa jadi 'boneka PKI' menjadi penguasa yang akan mengubah Jakarta menjadi Singapura. Peristiwa Pilkada DKI ini menyadarkan umat Islam Indonesia akan ancaman sistematis dari Neo Komunisme. Bahkan ada yang terang terangan membangkitkan PKI karena mereka merasa telah menguasai pemerintah dan politik.

Syukurlah Panglima TNI tidak tinggal diam terhadap situasi genting ini. Instruksi pemutaran Film Gerakan 30 September PKI di seluruh Indonesia disambut antusias oleh umat Islam. Sebaliknya pendukung PKI pantatnya kepanasan dengan mengatakan _"PKI sudah mati, buat apa diributin. Kayak tidak ada pekerjaan aja"_ kata Yasona dan Luhut Binsar dengan nada sinis.

Wahai saudaraku sebangsa setanah air Indonesia, kita dalam ancaman KOMUNISME yang sangat nyata. Sudah hampir 20 tahun kita tidak menonton film G30S PKI. Anak anak kita tidak tahu kekejaman PKI dan bila mereka tidak melihat film G30S PKI, anak anak tidak menyadari ancaman bahaya PKI yang siap menghancurkan Indonesia. 
Terima kasih bapak Panglima TNI GATOT NURMANTYO, engkaulah harapan pemimpin Indonesia.

Oleh dr. H Minanurrahman

Berbagi

Posting Komentar