Dwi Prastyo
Dwi Prastyo
Online
Halo 👋
Ada yang bisa dibantu?

ALASAN UNTUK BERPOLIGAMI

Poligami sudah ada sepanjang sejarah peradaban manusia di seluruh dunia. Tentu ada perubahan di setiap zaman. Poligami adalah *solusi dari suatu keadaan darurat*, bukan sesuatu yang lumrah. Lelaki yang mampu berpoligami tentu mempunyai kelebihan dari lelaki pada umumnya. Kelebihan itu bisa berupa kekuasaan, kekayaan, ketinggian ilmu atau 'don juan' yang pandai merayu.

Sumber Gambar : Rumaysho.Com
Poligami mengalami penentangan dan ada negara yang melarang poligami. Fenomena penentangan poligami ini muncul dan makin menguat seiring dengan kemajuan zaman dan kesejahteraan.

Zaman dahulu ketika peradaban manusia masih mengutamakan peperangan untuk menyelesaikan masalah antar bangsa, maka terjadi banyak kematian lekaki di medan perang. Akibatnya banyak janda dan anak yatim terlantar.

Beruntunglah bagi janda yang diminati untuk dinikahi, meskipun poligami. Dan sial bagi janda yang terlunta-lunta dalam kemiskinan. Tak jarang diantara janda yang terpaksa melacur atau menjadi istri simpanan.

Sekarang di kehidupan yang damai tidak ada perang, tentu jumlah lelaki dan wanita menjadi seimbang. Jumlah yang sama antara lelaki dan wanita di seluruh dunia ini mendorong 'semangat kesetaraan'. Wanita mempunyai hak, kewajiban dan kesempatan yang sama dengan lelaki.

Wanita sekarang mampu bekerja mencari nafkah, sehingga tidak lagi bergantung pada suami (lelaki). Dengan berdayanya wanita maka wajarlah kebanyakan wanita sekarang menginginkan MONOGAMI. Wanita modern yang mandiri memandang Perkawinan adalah 'komitmen hidup bersama yang saling membutuhkan'. Perkawinan bukan lagi 'penyerahan nasib perempuan pada lelaki yang menjadi suaminya'. Pasangan yang demikian akan menjalani kehidupan rumah tangga yang harmonis karena ada kesetaraan antara suami dan istri.

Di sisi lain, di zaman modern ini masih ada wanita yang tak siap mandiri sehingga membutuhkan suami sebagai 'penjamin kehidupannya'. Maka wanita yang demikian ini akan cenderung memilih lelaki (calon suami) yang tajir (punya kemampuan ekonomi lebih), tidak peduli masih lajang, duda atau sudah beristri. Wanita seperti ini akan menggunakan daya tarik kewanitaan (kecantikan dan kemolekan) untuk memikat lelaki.

Demikian pula pihak lelaki yang merasa punya kemampuan lebih, baik berupa kekuasaan, uang, ilmu atau syahwat, mereka ini membutuhkan lebih dari satu istri. Maka timbul kecenderungan untuk berpoligami, ketika bertemu dengan wanita tersebut diatas. Apabila kebutuhan ini dihalangi maka akan timbul perselingkuhan, wanita simpanan atau perzinaan.
Bersyukurlah Islam memberikan jalan keluar pada keadaan darurat seperti ini. Oleh karena itu butuh penjelasan yang benar dan baik kepada masyarakat tentang Poligami, agar terwujud keluarga harmonis dalam masyarakat. Poligami tentu lebih baik dari pada berselingkuh, berzina atau menjadi wanita simpanan.

Dan yang terbaik adalah hidup dalam keluarga MONOGAMI yang harmonis.

Oleh dr. H Minanurrahman/Joni

Berbagi

Posting Komentar