![]() |
Sumber net |
Para penghuni surga itu tidak ada yang egois, tidak merasa paling hebat, tidak serakah, mengutamakan kebersamaan dan kepentingan umum, menjadi teladan yang diikuti banyak orang, serta sangat tegas dan tegar dalam menegakkan kebenaran dan keadilan. Para penghuni surga inilah yang sedang mewujudkan kehidupan negeri surgawi yang aman, damai, adil dan sejahtera. Para pemimpinnya menjamin kesejahteraan rakyat, menegakkan keadilan, dan mengatur kehidupan masyarakat yang damai.
Tapi jangan dikira masuk surga itu mudah. Anda akan dihalangi oleh sifat buruk Anda sendiri, disesatkan oleh berbagai informasi yang salah, dan digoda oleh orang-orang yang mementingkan kepentingan sesaat. Berbagai halangan, tantangan, dan peluang menjadi ujian sepanjang hidupnya.
Untuk bisa masuk surga Anda harus bisa menaklukkan hawa nafsu sehingga tunduk patuh kepada Allah SWT. Sifat buruk Hawa nafsu itu antara lain malas, serakah, iri, marah, sedih, dendam, dll. Sifat buruk hawa nafsu tersebut sering menghalangi Anda untuk taat kepada Allah dan rasulullah. Hanya keimanan dan ketakwaan yang bisa menundukkan hawa nafsu.
Demikian pula ketika Anda belajar untuk mengerti dan memahami kebenaran, kadang Anda akan menjumpai banyak pertentangan dan tidak masuk akal. Ada pula guru guru yang fanatik tanpa dasar dan ada pula yang mendewakan logika hawa nafsu. Maka Anda harus berhati hati dan teliti sebelum meyakini hal tersebut benar.
Itulah yang banyak dialami oleh pemeluk agama selain Islam. Banyak pula para penentang agama, mereka menyebarkan fitnah dan olok olok. Mereka ini meracuni muslimin yang lemah ilmunya. Bahkan diantara istri dan anak anakmu bisa menjadi musuh bagimu.
(At-Taghābun) : 14 - Hai orang-orang mukmin, sesungguhnya di antara isteri-isterimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni (mereka) maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Dari gambaran ringkas tersebut, maka penghuni surga itu saling mengenal, terikat dalam perkawinan, dalam keluarga besar yang harmonis, hidup di negeri yang adil, damai dan sejahtera, yang dipimpin oleh pemimpin yang amanah, adil dan menjamin kesejahteraan rakyat.
Penulis Artikel : dr. H Minanurrahman / Joni Irawan