Joni Irawan
Joni Irawan
Online
Halo 👋
Ada yang bisa dibantu?

Dirambah untuk Tanaman Jagung, Kebakaran Hutan dan Lahan di NTB Capai 1.933,5 Hektare

liputanntb.id - Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) NTB mencatat sampai akhir Juli lalu, kebakaran hutan dan lahan di Pulau Lombok dan Sumbawa seluas 1.933,5 hektare. Sebagian besar kebakaran hutan dan lahan akibat ulah manusia yang melakukan perambahan untuk perluasan areal tanaman jagung.

Ilustrasi Ladang Jagung (Suara NTB/dok)
Kepala Bidang Perlindungan Hutan, Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (PHKSDAE) Dinas LHK NTB, Mursal, SP, MM., mengatakan 90 persen kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di NTB disebabkan faktor manusia. Sisanya, hanya disebabkan faktor alam, yakni kekeringan.

“Sampai Juli  1.933,5  hektare.  Itu ada di kawasan hutan dan lahan,” Mursal dikonfirmasi Suara NTB di kantornya, Jumat, 30 Agustus 2019 siang.

Dijelaskan, pembakaran lahan yang dilakukan masyarakat untuk persiapan musim tanam 2019/2020, akhir tahun ini. Semak belukar, alang-alang dan sisa tanaman semusim dibakar, karena masyarakat menilai itu cara yang paling murah untuk mengurangi biaya dan tenaga kerja.

Pembakaran lahan yang dilakukan masyarakat ditemukan di Pulau Lombok dan Sumbawa. Untuk Pulau Lombok, kata Mursal ditemukan di Sambelia, Sekaroh dan Jerowaru. Kemudian pembakaran lahan untuk perluasan areal jagung juga banyak ditemukan di Pulau Sumbawa.

( iklan ) Air Minum Dalam Kemasan
Produksi PT. Samawa Tirta Alam
“Mereka melakukan pembakaran secara sengaja pada lahan milik. Kemudian itu  ditinggalkan, sehingga seringkali meluas ke kawasan hutan,” tuturnya.

Berdasarkan data Dinas LHK  yang diperoleh dari Balai Kesatuan Pengelolaan Hutan (BKPH), seribuan hektare kawasan hutan dan lahan yang terbakar itu tersebar di Lombok dan Sumbawa. Di kawasan Balai Tahura Nuraksa seluas 25 hektare, BKPH Rinjani Timur 1.613,1 hektare, BKPH Sejorong Mataiyang Brang Rhea 6,3 hektare, BKPH Ropang 151 hektare. Kemudian BKPH Ampang Plampang 29 hektare, BKPH Ampang Riwo Soromandi 8,7 hektare dan BKPH Maria Donggo Massa 3 hektare.

Menurut Mursal, kebakaran lahan dan hutan tahun ini sampai Agustus jauh menurun dibandingkan 2018 lalu. Pada 2018, luas areal kawasan hutan dan lahan yang terbakar seluas 13.661,05 hektare.

Yang tersebar di kawasan BKPH di Pulau Lombok dan Sumbawa. Antara lain, kebakaran hutan lahan di kawasan BKPH Maria Donggo Massa 29 hektare, BKPH Tambora 12.776,71 hektare, BKPH Topo Pajo Madapangga Rompu Waworada 9,25 hektare, BKPH Ampang Plampang 230 hektare, BKPH Orong Telu Brang Beh 6 hektare, BKPH Puncak Ngengas 17 hektare, BKPH Rinjani Timur 250 hektare, BKPH Rinjani Barat Pentas 1 hektare dan Balai Tahura Nuraksa 342,09 hektare.

Mursal mengatakan meskipun masyarakat melakukan pembakaran lahan milik pribadi. Tetapi mereka akan tetap diproses secara pidana. Pasalnya, pembakaran lahan inilah yang memicu kebakaran di kawasan hutan.

Ia mengatakan potensi puncak kebakaran hutan dan lahan biasanya November dan Desember. Karena pada saat itu, biasanya masyarakat yang berada di daerah kawasan hutan melakukan perluasan areal tanam jagung.

“Sekarang lagi diintip,  berani membakar lahan dan hutan  pidana. Bukan hanya petugas KPH yang mengawasi tetapi juga polisi dan TNI,” terang Mursal. (nas).

www.liputanntb.id - Joni irawan
sumber : suarantb.com

Berbagi

Posting Komentar