Joni Irawan
Joni Irawan
Online
Halo 👋
Ada yang bisa dibantu?

Camat Se-Kabupaten Sumbawa, Hadiri Rapat Evaluasi Penerimaan PBB-P2 Tahun 2019

liputanntb.id - Pelaksanaan Rapat Evaluasi Pendapatan Daerah, khususnya tentang Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) Tahun 2019, digelar rabu pagi (9/10) di Ruang Rapat Lantai 1 Kantor Bupati Sumbawa. Dilansir dari Humas dan Protokol Setda Kabupaten Sumbawa.



Kegiatan rapat tersebut diikuti para Camat Se-kabupaten Sumbawa. Dan rapat dipimpin oleh wakil Bupati Sumbawa Drs. H. Mahmud Abdullah.

Dalam sambutannya, Wabup mengharapkan dalam diskusi ini ada langkah-langkah dan trik-trik untuk menjadi panduan bersama dalam meningkatkan penerimaan PBB-P2.

“Saya berharap dalam diskusi kita ada langkah-langkah dan trik-trik yang bisa kita ambil untuk menjadi paduan kita bersama bagaimana meningkatkan penerimaan pajak dalam waktu yang tinggal dua bulan ini”. Jelas Wabup.

Sebelumnya, Kepala Bapenda Arif Alamsyah, S.STP., M.Si dalam laporannya menyampaikan bahwa data pertumbuhan penerimaan PBB-P2 di Kab. Sumbawa dari tahun 2014 sampai dengan per 3 oktober 2019 mengalami fluktuasi.

Dikatakan bahwa pada tahun 2017, pertumbuhan dan realisasi PBB-P2 menunjukkan trend yang positif, bahkan pada tahun 2018 tercatat sebagai tahun dengan pertumbuhan dan realisasi penerimaan PBB-P2 tertinggi mencapai Rp. 5.877.400.347,- atau tumbuh signifikan sebesar 24,15% dibandingkan tahun sebelumnya.

Disampaikan bahwa Penerimaan PBB-P2 per 3 Oktober 2019  adalah Rp. 4.736.313.945,- terjadi penurunan sebesar Rp. 1.141.086.402,- Dibandingkan periode yang sama pada tahun 2018 lalu yang mencapai RP. 5.877.400,347,-.

Dari realisasi tersebut, Kec. Alas Barat menempati posisi teratas sebagai Kecamatan dengan persentase realisasi tertinggi yakni sebesar 90,39% dari target DHKP (Data Himpunan Ketetapan Pajak).

Sementara 13 kecamatan lainnya yaitu Kec. Lape, Utan, Unter Iwes, Tarano, Moyo Utara, Lopok Plampang, Lenangguar, Ropang, Buer dan Moyo Hilir tingkat realisasi PBB-P2 masih berada di bawah 57%. Bahkan Kec. Moyo Hilir realisasinya hanya sebesar 30,12% atau Rp. 209.857.283,- dari potensi penerimaan yang cukup besar (DHKP) yakni Rp. 696.651.009,-.

Dikatakan bahwa terdapat beberapa kendala yang dihadapi dalam pengelolaan PBB-P2 diantaranya: SPPT bermasalah (Seperti SPPT tidak ada objek, SPPT ganda, dan keberadaan subjek pajak yang tidak diketahui), tingkat kesadaran wajib pajak, dan Support system teknologi informasi yang belum optimal.

Disampaikan pula beberapa upaya yang sudah dilaksanakan oleh Bapenda Kab. Sumbawa dalam rangka optimalisasi pengelolaan PBB-P2, diantaranya:  Pemberian penghargaan berupa Umroh Gratis bagi Camat terbaik, Bendahara Khusus PBB-P2 (BKP) Kecamatan terbaik, dan Kepala Desa terbaik, Pengalokasian dana BHPRD untuk optimalisasi PBB-P2 di Desa, dan Somentari (Kegiatan Sosialisasi, Menagih, dan Mendata Setiap Hari).

www.liputanntb.id - Reporter : Joni Irawan

Berbagi

Posting Komentar