BUNUH VIRUS KORONA: Seorang petugas menyemprotkan disinfektan pada fasilitas umum di RSUD Kota Mataram. Pemkot lebih memilih memaksimalkan penyemprotan disinfektan daripada mengajukan PSBB. |
Para pedagang makanan juga banyak tidak pakai masker. Dia meminta masalah serius itu menjadi perhatian. ”Mohon ini jadi atensi kita semua,” imbuhnya.
Beberapa hari belakangan ini, tim medis melacak dan uji swab kluster Gowa dan Magetan. Ratusan orang hasil tesnya reaktif. ”Kemungkinan 50 persen positif. Artinya minggu depan angka penderita NTB sudah di angka 200-an,” jelasnya.
Eka meminta masyarakat kembali meningkat kewaspadaan dan mengikuti imbauan pemerintah. Mulai dengan berdiam di rumah, gunakan masker jika terpaksa keluar rumah, laksanakan physical distancing, dan terapkan protokol ke luar masuk rumah. ”Mari bersama kita cegah Covid-19,” imbuhnya.
Sementara itu, tim Satpol PP NTB melakukan patroli mengedukasi warga. Sabtu, kemarin, mereka keliling ke pasar-pasar. ”Sasaran kegiatan yaitu penertiban kerumunan dan keramaian pedagang sajian matang di jalan Gora Sindu,” kata Kasatpol PP NTB Lalu Dirjaharta.
Anggota Satpol PP mengimbau pedagang melaksanakan physcal distancing serta penggunaan masker.
Kepala Biro Humas dan Protokol NTB Najamuddin Amy menambahkan, kegiatan itu merupakan ikhtiar pencegahan, sekaligus sosialisasi pemda kepada warga NTB. “Pemerintah terus berikhtiar memutus mata rantai penyebaran Covid-19 di NTB,” katanya.
Satgas NTB, kata Najamuddin, menyisir keramaian warga dari Pasar mandalika, Lingsar, Duman, Sayang-Sayang, hingga kembali ke Mataram. ”Tidak hanya berpatroli, petugas segera turun jika ada keramaian,” tambahnya.
Namun demikian, di beberapa lokasi tampak masih ada keramaian, pedagang masih menggelar dagangannya. Sehingga petugas mengambil tindakan berupa edukasi dan penertiban keramaian. ”Penertiban kita lakukan secara bertahap,” katanya.
www.liputanntb.id - Joni irawan
sumber : lombokpost.jawapos.com