liputanntb.id – Dalam bulan Oktober 2020 ini, terdapat tiga Tenaga Kerja Wanita (TKW) asal Sumbawa yang dilaporkan meninggal dunia di luar negeri. Satu diantaranya diduga dibunuh oleh majikannya di Brunei Darussalam. Sedangkan dua orang lainnya meninggal dunia karena sakit di negara Arab Saudi dan Suriah.
H. Muhammad Ikhsan Safitri. (Suara NTB/ist)
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Sumbawa, Dr. H. Muhammad Ikhsan Safitri membenarkan hal tersebut. TKW yang diduga dibunuh oleh majikannya di Brunei yakni Sajariah (38) warga Desa Sebeok Kecamatan Orong Telu. Yang bersangkutan meninggal pada 10 Oktober lalu. Saat ini terduga pelaku sudah ditahan dan kasusnya sedang berproses. Sedangkan terhadap pemulangan jenazah juga sedang diupayakan.
“Pemulangannya sedang diupayakan untuk secepatnya menggunakan jalur resmi BP2MI, Kemenlu, masih diupayakan. Demikian juga dengan jalur yang lain melalui anggota DPR RI,” ujarnya, Jumat, 16 Oktober 2020.
Kemudian TKW yang meninggal di Saudi Arabiah yakni Sukmawati binti Abdulkadir (51) asal Desa Marente Kecamatan Alas. Yang bersangkutan meninggal dunia pada 29 Juni 2020 lalu karena sakit. Dari komunikasi yang dilakukan, jenazah almarhumah dipulangkan ke tanah air pada Kamis 15 Oktober 2020, dengan rute Tabuk-Jeddah menggunakan Saudia (SV1544) ETD 15.45 WAS, dan tiba di Bandara King Abdul Aziz ETA 17.15 WAS. Selanjutnya dari Jeddah-Jakarta pada Jumat 16 Oktober 2020, dengan menggunakan Saudia (SV 816) ETD 19.10 WAS, dan tiba di Bandara Soekarno Hatta pada Sabtu 17 Oktober 2020, ETA 09.00 WIB. “Yang bersangkutan sudah 15 tahun berangkat, sudah lama,” terangnya.
Sedangkan TKW yang meninggal di Suriah yakni Nurkemah (49), asal Desa Berare, Kecamatan Moyo Hilir. Yang bersangkutan hampir menjelang dua tahun di negara setempat, dan meninggal pada 23 September 2020 karena sakit. Terkait jenazah, pihak keluarga meminta untuk dipulangkan. Tetapi berdasarkan surat dari Kemenlu point 5, saat ini penerbangan internasional reguler dari dan ke Suriah masih tutup hingga batas waktu yang ditentukan.
“Kami sudah beri pengertian kepada pihak keluarga. Tapi ada yang meyakinkan pihak keluarga atas nama Adensah LSM di Jakarta, bahwa untuk kepulangan mereka yang urus katanya,” ungkapnya.
Pihaknya turut berbela sungkawa atas meninggalnya almarhumah di luar negeri. Sebagai pemerintah daerah, pihaknya tetap berkomunikasi dan berkoordinasi dengan pihak terkait. Selain terkait pemulangan jenazah juga mengenai hak-hak dari almarhumah.
sumber : suarantb