Tugas UAS, ARIEF RAHMAN HAKIM - Maha Siswa IISBUD SAREA - Fak. Ilmu Sosial - Prodi Ilmu Pemerintahan - Semester 2
Adalah rahasia yang sudah telanjang bahwa
dunia politik hususnya di Indonesia seolah menengadah ke atas dan enggan untuk
sekedar menunduk. Selain itu, kita seolah di program untuk tetap munutup mata, menyumbat
telinga, dan membungkam mulut untuk tetap diam dan tak berbicara melawan arus
dahaga uang. Suara kita di bungkam dengan kertas bergambar pahlawan, telinga kita
terfokus pada gemerincing uang logam, mata kita disibukkan dengan problema
mencari makan.
Isi tas menentukan kedudukan dan rasa
hormat yang didapatkan oleh suatu individu maupun kelompok yang bermain di
dunia politik. Si kaya di prioritaskan sedangkan si miskin di anak tirikan, si
beruang di agungkan namun yang berjuang di sepelekan. Dunia politik seolah
memihak kepada siapa yang dompetnya lebih tebal. Dan problematika ini sudah ada
sejak lama, bahkan mendarah daging di setiap instansi pemerintahan, tidak dapat
di pungkiri.
Sampai kapan akan seperti ini, kapan warga
negara mendapatkan kedudukan yang sama dalam berpolitik sosial maupun konteks
tata negara lainnya. bukankan keadilaan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
menjadi salah satu pondasi kokoh dari negara yang katanya menganut paham
bhineka tunggal Ika.
Kala pentas pemilu akan digelar, para palaku
politik mulai menjalankan taktinya. Praktek haram money politic di galakkan. Kaum
terdidik dan buta huruf di jiplak dalam menentukan pilihannya. Tidak penting
siapa yang memang berkualitas,kala uang kertas beredar surat suara seolah sudah
ditentukan.
Namun apa yang terjadi saat kursi jabatan
Sudah di duduki. Mereka yang terpilih dengan harapan mampu menjadi pemimpin atau
pejabat yang baik, malah lupa akan semua janji dan harapan yang di umbar sebagai
pelicin jalan mencapai tujuan. Rakyat menagih janji, namun mereka seolah acuh tak
acuh terhadap semua permintaan dan harapan masyarakat.