![]() |
HARGA TURUN-NAIK: Aktivitas transaksi di Pasar Gerung kemarin. Saat ini harga di pasaran belum stabil. (HABIBUL ADNAN/LOMBOK POST) |
“Turun-naik harga ini yang bikin susah. Tidak pernah stabil. Kalau stok lagi banyak, harga turun. Begitu seterusnya,” kata Genok, salah satu pedagang di Pasar Gerung.
Hal ini terjadi hampir di semua bahan pokok dapur. Selain cabai, ada juga tomat. Genok menerangkan, pada awal-awal puasa lalu, sempat mahal hingga hingga Rp 10 ribu sampai Rp 12 ribu per kilogram. “Sekarang turun menjadi Rp 5.000 per kilogram,” tambahnya.
Genok mengatakan, harga turun-naik itu kadang membuat pedagang rugi. Sebab, ketika harga naik, jualan tidak laku. “Walaupun turun juga bisa tidak laku karena stok banyak. Masyarakat tidak mau beli karena kebanyakan,” imbuhnya.
Karena itulah, Genok berharap agar harga bisa segera stabil. Kata dia, jika sudah ada harga paten, daya beli masyarakat juga bisa tetap stabil. “Susah kalau begini terus,” pungkasnya.
Ramnah pedagang yang lain juga mengaku demikian. Harga masih naik turun. Dia mencontohkan dengan bawang merah. “Sekitar satu minggu ini sudah turun,” terang ibu tiga anak itu.
Bawang merah kini berharga Rp 24 ribu sampai Rp 25 ribu. Sedangkan sekitar seminggu lalu naik ke harga Rp 30 ribu. “Pokoknya naik-turun harga tidak menentu. Bisa saja besok naik lagi,” tambah Ramnah.
Ramnah juga berharap agar harga bisa segera stabil. Tetapi dia sejumlah bahan pokok dalam beberapa hari ke depan akan banyak yang naik. Sebab, kebutuhan masyarakat akan meningkatkan menjelang lebaran. “Harapannya, stok tidak kurang,” tutupnya. (cr-bib/r3)
sumber : lombokpost.jawapos