Dwi Prastyo
Dwi Prastyo
Online
Halo 👋
Ada yang bisa dibantu?

BPS NTB Sebut Perputaran Uang saat Event MotoGP Rp 606,7 Miliar

DAMPAK POSITIF: Event MotoGP yang digelar di Pertamina Mandalika International Street Circuit bisa menjadi landasan untuk menjadikan NTB sebagai kiblat otomotif di Indonesia. (Ivan/Lombok Post)

LIPUTANNTB.ID - Balapan MotoGP di Pertamina Mandalika Internanational Street Circuit medio Maret lalu memberi dampak luar biasa. Salah satunya perputaran uang yang dicatat Badan Pusat Statistik (BPS) NTB.

”Totalnya itu Rp 606,7 miliar. Ini kan luar biasa sekali,” kata Gubernur NTB Zulkieflimansyah.

Zul mengatakan, nilai perputaran uang yang sangat tinggi membuktikan kesuksesan penyelenggaraan event MotoGP di NTB. Sukses ini tak lepas dari kerja sama pemerintah bersama masyarakat. Serta peran dari TNI Polri dan stakeholder lainnya.

Seluruh pihak, dinilainya telah berhasil menjaga kondusivitas daerah. Sehingga selama MotoGP, wilayah NTB tetap aman dan menyenangkan. ”Kondusivitas ini penting, agar NTB tetap menjadi pilihan utama sebagai tuan rumah event nasional maupun internasional,” tuturnya.

Iklan

Kepala BPS NTB Wahyudin mengatakan, perputaran uang tersebut merupakan hasil analisa yang dilakukan 10 hari sebelum dan setelah balapan MotoGP di Sirkuit Pertamina Mandalika. Hasil perhitungan ini juga berdampak pada Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).

Event MotoGP kemarin berdampak pada banyak sektor. Kuliner, akomodasi perhotelan dan transportasi, hingga pertanian. Penonton yang hadir bahkan jauh lebih banyak dibandingkan event balap internasonal pertama yang digelar di Sirkuit Pertamina Mandalika, yakni World Superbike (WSBK).

Ketika WSBK, lanjut Wahyudin, ekonomi NTB terdongkrak cukup baik. Tumbuh menjadi 3,41 persen di triwulan IV tahun 2021. ”Selama satu tahun pertumbuhan ekonomi NTB sebesar 2,30 persen. Tapi dengan WSBK bisa tumbuh lebih tinggi,” katanya.

Lalu bagaimana dengan MotoGP? Wahyudin meyakini angka pertumbuhan ekonominya bisa lebih dari WSBK. Apalagi jika melihat total perputaran uang yang mencapai Rp 606,7 miliar tersebut.

Dibandingkan WSBK, MotoGP lebih banyak menyedot penonton. Dari sisi ekonominya, akomodasi perhotelan hingga kuliner dan transportasi, menerima pesanan yang tidak sedikit. Bahkan, kamar di hotel maupun penginapan, tidak mampu menampung keseluruhan penonton MotoGP yang datang. ”Okupansi hotel kita tinggi. Penuh di banyak tempat,” ujar Wahyudin.

Pergerakan aktivitas ekonomi selama gelaran MotoGP, ditambah dengan masuknya musim panen raya padi, Wahyudin menegaskan, ekonomi NTB tumbuh signifikan. Dari data BPS, perekonomian Provinsi NTB diukur berdasarkan PDRB atas dasar harga berlaku mencapai Rp33,06 triliun di kuartal I-2021 lalu. Pertumbuhan tersebut, terkontraksi 1,13 persen jika dibanding posisi kuartal I-2020. (dit/r5) sumber lombokpost.jawapos

Berbagi

Posting Komentar