Karopenmas
Divisi Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan. ©Divisi Humas Mabes Polri
"Ditemukan
berbagai fenomena modus pengumpulan dana yang dilakukan oleh berbagai kelompok
terorisme di Indonesia," ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo
Penmas) Divisi Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan saat dikonfirmasi, Kamis
(26/5).
Ramadhan
mengatakan, ada dua cara atau modus yang dipakai yakni menggunakan cara offline
dan juga online.
1. Offline
a.
Sumbangan/donasi. Sumbangan atau donasi dilakukan dengan berbagai cara, baik
menyumbangkan atau memberikan uang/aset yang dimiliki secara langsung kepada
sesama anggota kelompok untuk melaksanakan rencana terorisme.
b. Menjual
aset pribadi. Aset pribadi merupakan salah satu cara untuk mendanai diri
sendiri sebagai modal untuk melaksanakan kegiatan tindak pidana terorisme, pada
aspek ini cenderung digunakan untuk biaya hijrah pergi ke luar negeri baik ke
suriah maupun Filipina untuk bergabung dengan kelompok ISIS yang ada di sana.
c.
Perampokan. Kelompok JAD & AD mengenal istilah perampokan dengan sebutan
Fa'i. Mereka melakukan berbagai perampokan untuk mendapatkan dana, misalnya
kelompok abu roban pada tahun 2013 melakukan berbagai perampokan di bank bri,
kantor pos dan toko bangunan.
Di tahun
2016 ada juga yang melakukan perampokan toko emas untuk biaya hijrah ke Suriah.
Kelompok MIT
cenderung melakukan pencurian R2 dan dijual yang uangnya dikirimkan ke kelompok
MIT yang berada di gunung.
2. Online
a.
Crowdfunding. Mereka memanfaatkan media sosial untuk mencari sumbangan dari
kelompoknya maupun orang umum, dengan mengatasnamakan sosial agama dan
pendidikan, dengan mudah mendapatkan dana yg tidak sedikit dan cepat.
b. Sumbangan
dari luar negeri. Pada tahun 2016 kelompok AD surakarta mendapatkan kiriman
dana dari bahrunaim yang berada di suriah untuk melaksanakan tindak pidna
terorisme bom bunuh diri di Polres Surakarta.
c. Pinjol,
tahun 2019 kelompok AD Jawa Barat melakukan berbagai pinjaman online melalui
berbagai jasa pinjol untuk memgumpulkan dana, mereka mampu mendapatkan belasan
juta dari pinjol.
Ramadhan mengimbau,
agar masyarakat lebih berhati-hati dalam beramal. Dia meminta masyarakat
memahami bahwa ada penggalangan dana yang berkedok kemanusiaan yang juga
merupakan afiliasi dari kelompok teroris.
"Penggalangan dana tersebut akan didukung untuk kegiatan yang mendukung kegiatan teroris seperti pemberangkatan para jihad ke medan pertempuran, pelatihan teroris, dan juga untuk mendukung penyembunyian para DPO, pembelian senjata, dan lain-lain," kata Ramadhan. sumber : merdeka