LIPUTANNTB.CO.ID - Apakah umur 40 tahun ibu bisa hamil? Jawabannya, ya, bisa. Namun, di usia Anda yang ke-40 tahun, kesempatan Anda untuk bisa hamil tampaknya semakin sedikit dibandingkan dengan kesempatan Anda hamil ketika usia Anda masih 20 atau 30 tahun. Saat memasuki usia 40 tahun, kesempatan Anda untuk hamil adalah sekitar 40—50% dalam satu tahun.
Dibandingkan
dengan wanita yang berusia 30 tahun, kesempatan hamil masih lebih terbuka yakni
sebesar 75% setiap tahunnya. Terlebih lagi jika Anda sudah menginjakkan kaki di
usia 43 tahun, peluang Anda untuk hamil menurun drastis hingga hanya 1—2%
setiap tahunnya. Kesempatan Anda untuk hamil lama-lama akan terus menurun
mengikuti usia karena setiap bulan Anda mengeluarkan sel telur.
Berikut
risiko hamil tua ketika anda sudah berusia 40 tahun ke atas:
1. Gangguan
pada Bayi
Semakin tua
usia seorang wanita saat hamil, maka semakin tinggi juga risiko terjadinya
kelainan kromosom pada bayi, atau cacat lahir. Kondisi ini merupakan penyebab
terjadinya down’s syndrome. Pada usia 25 tahun, risiko seorang wanita
melahirkan bayi dengan gangguan kromosom adalah 1:1.250. Pada usia 35 tahun,
risiko tersebut naik menjadi 1:400. Risiko paling besar dimiliki oleh ibu hamil
yang berusia di atas 45 tahun.
2. Keguguran
Pada wanita
yang berusia lebih tua, kualitas sel telur dapat menurun. Hal ini menyebabkan,
semakin bertambahnya usia wanita, maka risiko keguguran juga akan semakin
meningkat. Sebuah penelitian menyebutkan, risiko keguguran pada wanita hamil
yang berusia 20-24 tahun adalah sebesar 8.9%. Sementara itu pada wanita hamil
berumur 45 tahun ke atas, risikonya mencapai 74.7%. Selain keguguran, risiko
bayi meninggal saat lahir juga semakin meningkat saat Anda hamil di atas usia
35 tahun.
3. Tekanan
Darah Tinggi dan Diabetes
Wanita yang
saat hamil berusia di atas 35 tahun, berisiko lebih besar mengalami kenaikan
tekanan darah (hipertensi gestasional) atau diabetes gestasional. Kedua kondisi
ini dapat menyebabkan komplikasi seperti keguguran, gangguan pertumbuhan janin,
hingga komplikasi saat melahirkan.
4. Kelahiran
Prematur dan Berat Badan Lahir Rendah
Kelahiran
prematur, yaitu kelahiran sebelum usia kandungan memasuki 37 minggu, berisiko
lebih tinggi terjadi pada wanita yang berusia lebih tua. Sehingga, ibu hamil
yang berusia lebih tua, berpotensi melahirkan janin dalam kandungan dengan
berat badan yang rendah. Bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR), memiliki
bobot kurang dari 2.500 gram.
5. Lahir
Secara Sectio Caesar
Hamil di
usia 40 tahun atau hamil di usia tua di atas 35 tahun dapat meningkatkan risiko
komplikasi kehamilan yang menyebabkan bayi harus dilahirkan dengan operasi
caesar. Salah satu kondisi yang menyebabkannya adalah karena ibu hamil
mengalami plasenta privia, yakni ketika plasenta menghalangi jalan lahir leher
rahim (serviks).
6. Memiliki
Persalinan Berisiko
Hamil di
usia 40 tahun akan menyebabkan risiko persalinan yang lebih tinggi. Selain itu,
kondisi mental wanita hamil di usia ini dapat meningkatkan risiko komplikasi
selama persalinan, seperti induksi persalinan, operasi caesar hingga
perdarahan.
7. Mengalami
Kehamilan Ektopik
Hamil di
usia tua memiliki risiko 4-8 kali lebih besar mengalami kehamilan ektopik
dibandingkan dengan kehamilan pada wanita di usia yang lebih muda. Tingginya
risiko kondisi ini merupakan akibat dari akumulasi faktor risiko dari waktu ke
waktu, seperti radang panggul hingga gangguan tuba falopi.
Apa yang
harus dilakukan jika hamil di usia 40 tahun?
Tidak
menutup kemungkinan bagi Anda untuk hamil di usia 40 tahun. Namun, alangkah
baiknya jika Anda lebih mempersiapkan diri untuk hamil jika usia Anda sudah
menginjak angka 40 tahun. Ini bertujuan untuk menjaga kesehatan Anda dan bayi
dalam kandungan selama masa kehamilan. Hal pertama yang harus Anda lakukan jika
hamil di usia 40 tahun adalah mengubah pola hidup Anda menjadi pola hidup
sehat. Ya, menjaga kehamilan dengan baik di usia 40 tahun sangatlah penting.
Berikut beberapa hal yang bisa Anda lakukan:
- Ubah
kebiasaan makan dengan mengonsumsi makanan bergizi seimbang.
- Lakukan
olahraga secara teratur.
- Jauhi
rokok, minuman berkafein, minuman beralkohol, dan obat-obatan terlarang.
- Rutin
melakukan pemeriksaan kehamilan setiap bulan ke dokter maupun bidan.
-
Mendapatkan istirahat yang cukup setiap harinya. Source : VIVA.co.id pada hari Senin, 24 Oktober 2022 - 20:34
WIB