desain LIPUTAN NTB |
LIPUTAN NTB -- Festival samba menjadi ikhtiar bersama dalam membina dan melestarikan budaya daerah. Ditengah zaman digitalisasi saat ini dan derasnya arus globalisasi, kata kades sepakat Alwi saat diwawancarai awak media ini.
Sambung kades, “kita harus menyadari betapa pentingnya makna kebudayaan dalam memperkokoh identitas kita sebagai tau tanah intan bulaeng”. Nila nilai luhur dan nilai kearifan lokal yang mengangkat martabat dan kharisma sebagai masyarakat yang beradab harus terus terjaga dan jangan sampai hilang, ungkap kades.
Kemeriahan festival samba ke-13 tahun 2024 ini, mengangkat tema “Munit Rame” melalui momentum ini, Alwi berharap, semoga melalui acara rutin yang digelar setiap tahun ini, dapat mengugah dan meningkatkan kegotong royongan serta kebersamaan seluruh komponen masyarakat.
Menurut Alwi, salah satu bagian dari festival yang terlaksana 14 september 2024 ini adalah Munit Rame, pawai budaya yang diikuti oleh seluruh Masyarakat serta mengenang kembali sejarah yang khususnya pernah ada di masa lalu di kecamatan Plampang dan pada umumnya kerajaan Sumbawa kuno, sekaligus pula megenang kembali bahwa keris samba yang selama ini banyak di bicarakan orang orang yang tau tentang sejarah sumbawa. “betul ada keris tersebut dan saat ini di pegang oleh bapak nasarudin (lalu age)” terang kades.
Festival samba ke-13 dihadiri oleh wakil Bupati sumbawa dan seorang tokoh nasional bapak Dr zulkiflimansyah.
Ribuan masyarakat mengikuti pawai budaya samba, dalam pawai pun terlihat iring iringan mata rame, pengantan ngindring, munit rame, dan nyorong. demikian
reporter Joni Irawan