Joni rawan, S.Pd., M.Si
Joni rawan, S.Pd., M.Si
Online
Halo 👋
Ada yang bisa dibantu?

Tema Hari Ibu Nasional Tahun 2024, Logo, dan Sejarah Peringatan

LIPUTAN NTB -- Hari Ibu Nasional yang diperingati setiap tanggal 22 Desember memiliki makna mendalam bagi bangsa Indonesia. Tahun 2024, peringatan ini memasuki tahun ke-96 dan mengusung tema "Perempuan Menyapa, Perempuan Berdaya Menuju Indonesia Emas 2045." Tema ini mencerminkan apresiasi terhadap peran penting perempuan dalam pembangunan bangsa, sekaligus mengajak masyarakat untuk terus mendukung pemberdayaan perempuan dalam berbagai aspek kehidupan.

Tema Hari Ibu Nasional 2024

Tema Hari Ibu ke-96 Tahun 2024, "Perempuan Menyapa, Perempuan Berdaya Menuju Indonesia Emas 2045," menggambarkan semangat untuk memperkuat peran perempuan sebagai penggerak perubahan. Tema ini selaras dengan visi besar Indonesia menuju peringatan 100 tahun kemerdekaan pada 2045. Melalui tema ini, pemerintah berharap agar perempuan Indonesia semakin aktif menyuarakan aspirasi, berdaya secara ekonomi, sosial, dan budaya, serta peduli terhadap isu-isu strategis.

Menurut Rini Handayani, Plt. Deputi Kesetaraan Gender Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA), Hari Ibu bukan hanya momen untuk menghormati perjuangan perempuan tetapi juga untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya partisipasi perempuan dalam pembangunan.

"Dengan memberdayakan perempuan, kita sedang membangun masa depan bangsa. Perempuan yang berdaya mampu memberikan dampak positif di berbagai aspek kehidupan, baik dalam keluarga, komunitas, hingga pembangunan nasional," ujar Rini.

Salah satu program unggulan dalam rangka Hari Ibu 2024 adalah Ruang Bersama Indonesia (RBI). Program ini merupakan perluasan dari Desa Ramah Perempuan dan Peduli Anak (DRPPA) dan telah diterapkan di enam lokasi percontohan. RBI bertujuan untuk meningkatkan kepedulian terhadap perempuan, anak, dan kelompok rentan serta mendorong kolaborasi lintas sektor guna menciptakan pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan.

Subtema Hari Ibu 2024

  • Hari Ibu Nasional 2024 juga menyoroti empat subtema yang relevan dengan Astacita Presiden:
  • Perempuan Bersuara: Mengajak perempuan untuk berani menyuarakan aspirasi, ide, dan gagasan demi kemajuan bangsa.
  • Perempuan Berdaya: Mendorong pemberdayaan perempuan secara ekonomi, sosial, budaya, dan pengambilan keputusan.
  • Perempuan Peduli: Mengapresiasi kepedulian perempuan terhadap berbagai isu dalam kehidupan bermasyarakat.
  • Perempuan Berbudaya: Mengakui peran perempuan dalam melestarikan dan memperkuat budaya bangsa.

Logo Hari Ibu Nasional 202

Logo Hari Ibu ke-96 Tahun 2024 mengandung filosofi yang mendalam. Logo ini terdiri dari angka 96 berwarna merah, setangkai bunga melati, serta tulisan "Merdeka Melaksanakan Dharma." Berikut adalah makna di balik elemen-elemen logo tersebut:

  • Setangkai Bunga Melati-Kuntum: Melambangkan kasih sayang kodrati antara ibu dan anak, kekuatan, serta pengorbanan perempuan dalam pembangunan bangsa.
  • Angka 96: Menandai 96 tahun perjuangan perempuan Indonesia sejak Kongres Perempuan pertama pada 1928.
  • Merah Putih Berkibar: Simbol perjuangan dan semangat pantang menyerah perempuan Indonesia untuk mempertahankan kemerdekaan dan memajukan bangsa.

Selain itu, logo acara Hari Ibu ke-96 dilengkapi dengan warna dasar merah putih, siluet perempuan, dan elemen bunga. Filosofinya mencerminkan kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual perempuan, serta peran mereka sebagai pemimpin yang tangguh dan penuh cinta.

Sejarah Hari Ibu di Indonesia

Peringatan Hari Ibu di Indonesia berawal dari peristiwa Kongres Perempuan Indonesia pertama yang berlangsung pada 22-25 Desember 1928 di Yogyakarta. Kongres ini dihadiri oleh lebih dari 30 organisasi perempuan dari berbagai daerah di Indonesia, yang sepakat membentuk organisasi Perikatan Perkoempoelan Perempoean Indonesia (PPPI). Organisasi ini kemudian berganti nama menjadi Perikatan Perkoempoelan Istri Indonesia (PPII) pada 1929.

Kongres Perempuan Indonesia kedua di Jakarta pada 1935 membentuk Badan Kongres Perempuan Indonesia. Salah satu keputusan penting dari kongres ini adalah penetapan fungsi utama perempuan Indonesia sebagai Ibu Bangsa, yang bertugas mendidik generasi muda dengan semangat kebangsaan.

Pada Kongres Perempuan Indonesia ketiga di Bandung pada 1938, tanggal 22 Desember ditetapkan sebagai Hari Ibu. Penetapan ini kemudian disahkan oleh pemerintah melalui Keputusan Presiden Nomor 316 Tahun 1959, yang menetapkan Hari Ibu sebagai hari nasional namun bukan hari libur.

Makna Hari Ibu di Era Modern

Hari Ibu di Indonesia memiliki makna yang lebih luas dibanding sekadar perayaan kasih sayang antara ibu dan anak. Hari ini diperingati untuk menghormati perjuangan perempuan dalam berbagai aspek kehidupan, mulai dari keluarga, masyarakat, hingga pembangunan bangsa. Di era modern, Hari Ibu menjadi momentum untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan di semua sektor.

Selain itu, Hari Ibu juga menjadi ajang refleksi terhadap berbagai isu yang masih dihadapi perempuan di Indonesia, seperti akses pendidikan, kesenjangan ekonomi, kekerasan berbasis gender, dan kesehatan. Dengan tema dan subtema yang diusung pada tahun 2024, pemerintah berharap dapat menciptakan ekosistem yang mendukung perempuan untuk berkembang dan berkontribusi lebih besar.

Dengan visi besar Indonesia Emas 2045, peran perempuan menjadi sangat krusial. Perempuan yang berdaya dapat menjadi motor penggerak perubahan, baik di ranah domestik maupun publik. Melalui peringatan Hari Ibu, pemerintah mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersama-sama mendukung terciptanya kesetaraan gender dan pembangunan yang inklusif.

Hari Ibu ke-96 Tahun 2024 bukan hanya perayaan, tetapi juga panggilan untuk bertindak. Mari kita jadikan momen ini sebagai titik awal untuk menciptakan Indonesia yang lebih adil, setara, dan berdaya bagi semua, khususnya bagi perempuan. Dengan semangat "Perempuan Menyapa, Perempuan Berdaya Menuju Indonesia Emas 2045," kita wujudkan masa depan bangsa yang gemilang. Sorce : detik - Joni Irawan


Berbagi

Posting Komentar