Menteri PKP: Negara audit pengembang agar MBR dapat rumah berkualitas
- Diposting oleh : Joni Irawan
- pada tanggal : 2/22/2025 07:21:00 AM
![]() |
Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait (kiri) saat rapat kordinasi dengan sejumlah pengembang di Jakarta, Jumat (21/2/2025). ANTARA/Harianto |
“Rakyat bayarnya sama, kalau
dapat pengembangnya yang bagus bahagia hidupnya. Tapi kalau dapat pengembang
yang nggak bener, nangis dia”
LIPUTANNTB.NET -- Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait menegaskan bahwa negara melalui Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) yang akan melakukan audit kepada pengembang agar masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) bisa mendapatkan rumah berkualitas seusai standar pemerintah.
"Supaya apa tujuannya? Bukan negara mau jago-jagoan
(tapi) supaya melindungi ke depannya rakyat yang MBR atau masyarakat
berpenghasilan rendah dapat rumahnya dari pengembang yang bertanggung jawab
yang berkualitas," kata Menteri PKP saat rapat kordinasi dengan sejumlah
pengembang di Jakarta, Jumat.
Menurutnya, pentingnya dilakukan audit oleh lembaga negara
yang berwenang agar para pengembang membangun rumah bisa memperhatikan kualitas
di segala aspek yang telah menjadi tanggung jawabnya.
"Rakyat bayarnya sama, kalau dapat pengembangnya yang
bagus bahagia hidupnya. Tapi kalau dapat pengembang yang nggak bener, nangis
dia. Terus bagaimana solusinya? Ya diaudit," ujarnya.
Dalam rapat itu, Menteri PKP kemudian menanyakan secara
langsung kepada para pengembang perumahan dari berbagai asosiasi, apakah ada
yang takut apabila dilakukan audit atau tidak.
Para pengembang yang hadir dalam rapat itu pun menjawab
kompak bahwa mereka tidak takut jika dilakukan audit oleh BPK,
Tak hanya menanyakan, Menteri PKP bahkan juga meminta
pengembang yang siap diaudit maka ikut berdiri. Dia pun meminta awak media yang
hadir agar menyorot ke pengembang apabila ada yang tidak berdiri dari kursinya.
"Saya minta yang siap dan berani dan mendukung agenda
negara untuk diaudit dan tidak takut diaudit berdiri. Nggak apa-apa biar kalian
(media) sorot yang nggak berani siapa. Sorot aja satu-satu. Di sini intinya
cuma ada pengembang sama dari kementerian," tegasnya.
Namun, nampak tak ada seorang pun pengembang yang duduk,
semua terlihat berdiri mengikuti arahan Menteri PKP. Lalu ia kembali mengulangi
pertanyaan hang sama, yaitu apakah mereka siap diaudit. Para pengembang pun
sigap menjawab siap.
"Kapan auditnya? BPK yang menentukan, Itu bukan
kewenangan kami. Kami sudah bersurat kepada BPK. BPK adalah lembaga independen
atau di bawah pemerintah. BPK harus dihormati, Itulah kehidupan
bernegara," tutur Menteri PKP.
Namun, dalam rapat itu, Menteri KPK juga menegaskan apabila
ada pengembang yang tidak setuju diaudit oleh BPK, maka pihaknya mempersilahkan
hal itu. Namun, baginya hal itu bentuk perlawanan terhadap pemerintah dan
negara.
"Kalau nggak setuju dengan audit, ya kalian pikirkan
sendirilah teman-teman artinya apa. Mau melawan negara? Silahkan. Mau melawan
pemerintah? Coba saja. Jangan tanggung kalau mau melawan pemerintah ya. Jangan
tanggung melawannya, nanti repot ya. Ini agenda negara," ucap Menteri PKP.
Menteri PKP menegaskan hal itu karena dia mengaku menemukan
sejumlah perumahan yang dibangun tidak berkualitas. Setidaknya terdapat 14
pengembang yang saat ini sudah dilaporkan kepada BPK.
"Saya tugaskan delapan orang bersama saya turun ke
lapangan menemukan cukup banyak hal-hal yang tidak sesuai aturan," kata
Menteri PKP.
Kendati demikian, Menteri PKP menyakini bahwa hal itu
merupakan ulah segelintir oknum yang tidak bertanggung jawab.
Ia menyakini masih banyak pengembang yang membangun rumah
dan fasilitas sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.
"Menurut saya yang nggak berkualitas nggak banyak,
hanya segelintir aja. Saya yakin jauh lebih banyak yang bener. Saya percaya
teman-teman itu lebih banyak yang tanggung jawab, lebih banyak yang
profesional. Jangan gara-gara ulah segelintir orang jadi rusak semuanya,"
kata Maruarar.
Post by : Joni Irawan
Copyright © LIPUTAN NTB 2025