![]() |
Sumber gambar: Pixabay.com/the1willy |
(Penulis adalah Dosen di Prodi Pendidikan Bahasa Inggris STKIP Paracendekia NW Sumbawa)
Berubah Gagak (Oleh: Irfan HT)
Tiap malam warga mengintip rumahku
Ada gagak megap-megap
Mematuk tiang bendera
Dengan paruh terkoyak, katanya
Gagak ditakuti
Kala bertamu, esok pasti ada yang mati
Warga sembunyi di bawah selimut
Menanti kabar satu per satu bergilir pergi
Semua mata beradu cepat meratapiku
Cemas mengawal berita duka
Siapa mati?
Kulihat istri, anak, dan tetanggaku
Masih mendengkur
Malam aku begadang
Menunggu sang gagak berkunjung kembali
Ingin bertanya kapan giliranku
Bersua mati
Darahku sudah lama tak mendidih
Kepala bersujud hutang menjulang ke langit
Puing mimpi telah terbang disapu badai
Perut mereka di rumah, berminggu sudah meronta
Malu hati mengaku, “Akulah makhluk mulia”
Jam 12 malam
Sang gagak kalap di atas pohon
Disambar cakar burung besar
Jatuh dan mati di atas trotoar baru
Di pagi nan sunyi
Mayat-mayat bergelimpangan
Semua orang kampung mati
Hanya aku saja
Berubah gagak
Bersayap hitam
Merangkak dengan rantai di kaki
Diseret seekor garuda besar
Di pundaknya, seekor musang asyik seringai