Notification

×

Iklan

Iklan

dr. Mega Harta, MPH : Rumah Sakit Yang Dipimpinnya Tidak Sedang Berada Diambang Kebangkrutan

Jumat, 25 April 2025 | 4/25/2025 02:07:00 PM WIB Last Updated 2025-04-25T07:07:18Z

Sumber Foto : Samawa Rea


LIPUTAN NTB INDONESIA DUNIA -- Direktur RSUD Sumbawa, dr. Mega Harta, MPH, menegaskan bahwa rumah sakit yang dipimpinnya tidak sedang berada di ambang kebangkrutan sebagaimana diberitakan salah satu media daring baru-baru ini.


Menurutnya, narasi tersebut tidak mencerminkan kondisi riil RSUD Sumbawa saat ini yang sedang dalam proses pemulihan keuangan secara bertahap dan terukur.


Dilansir dari Fokus NTB, Saat ini support Pemda sangat besar dan hutang tidak mempengaruhi kualitas layanan. Sejawat Dokter, Nakes dan seluruh staf mulai semangat dalam pelayanan.


Tepat sebelum lebaran kami membayarkan 2 bulan hutang jaspel 2022, ditambah jasa pelayanan reguler bulan Maret, jadi karyawan mendapat 3 bulan jasa pelayanan sebelum lebaran. Hal lain, peningkatan insentif dokter spesialis sejak Januari 2025, perbaikan sistem remunerasi yg sedang digodok oleh tim diharapkan dapat memotivasi kinerja karyawan RSUD.


Dalam keterangan resminya, dr. Mega menjelaskan bahwa angka defisit Rp2,2 miliar per bulan tersebut merupakan hasil analisa keuangan berbasis akrual pada akhir tahun 2024, “sedangkan saya menjabat baru di caturwulan terakhir. itu terjadi jauh sebelum saya masuk, terjadi akibat inefisiensi dan banyaknya karyawan, yang terjadi terus menerus sejak beberapa tahun yang lalu, berakumulasi saat ini. Kami mengatasi ini dengan efisiensi maksimal dan peningkatan pendapatan.” jelasnya.Sejak menjabat pada akhir Agustus 2024, dr. Mega mewarisi utang sebesar Rp54 miliar. Namun dalam waktu tujuh bulan, manajemen berhasil menurunkannya menjadi Rp41 miliar. “Target kami, akhir 2025 nanti tersisa Rp20 miliar. Ini bukan wacana, tapi langkah nyata yang sedang berjalan,” ujarnya.


Ia juga menekankan bahwa status Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) bukan berarti rumah sakit bisa langsung mandiri secara finansial tanpa bantuan APBD. “Dari literatur, setidaknya butuh 5 sampai 6 tahun untuk benar-benar mandiri secara finansial. Dan ini bukan hanya terjadi di RSUD Sumbawa, tapi di banyak RS daerah lainnya,” terangnya.Langkah-langkah efisiensi pun terus digalakkan. Mulai dari digitalisasi sistem rekam medis, pendaftaran dan klaim BPJS, pemangkasan anggaran mobil dinas, efisiensi bahan bakar hingga pengetatan pengadaan obat dan alat medis. Mega menyebut, langkah ini ditargetkan bisa menghemat hingga Rp10 miliar per tahun dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.


Tidak hanya efisiensi, RSUD Sumbawa juga terus memperluas layanan dengan menghadirkan sejumlah dokter spesialis baru, antara lain spesialis jantung, mata, ortopedi, penyakit dalam, bedah, dan rehabilitasi medis. “Ini untuk meningkatkan mutu layanan, mendongkrak pendapatan, serta mempersiapkan kebutuhan layanan RS Sering ke depan, terutama mendukung program KJSU-KIA,” jelasnya.


Di akhir penjelasannya, dr. Mega menyampaikan harapan agar masyarakat tetap percaya dan mengutamakan menggunakan layanan RSUD Sumbawa, kalau perlu dengan aturan dari Pemda sebab Pemda mengeluarkan anggaran 50an M utk BPJS masyarakat PBI sudah seyogyanya dana tsb berputar di Pemda melalu RSUD Sumbawa “Selama ada layanan di RSUD Sumbawa, mari dukung rumah sakit kita. Kami sedang berjuang pulihkan dari minus ke Normal, dan Ini tanggung jawab bersama, kalau kwalitas kami menjamin dan terbukti dengan akreditasi yg diraih RSUD bintang lima Paripurna ,” tutupnya.


LIPUTAN NTB -- Joni Irawan

×
Berita Terbaru Update