![]() |
Foto: Prosesi barodak dalam pernikahan adat Sumbawa. (Firga Raditya Pamungkas) |
LIPUTANNTB.NET -- Sumbawa - Setiap daerah memiliki tradisi pernikahan masing-masing. Salah satunya adalah pernikahan dalam masyarakat Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB), yang memiliki prosesi yang unik.
Tradisi pernikahan adat Sumbawa adalah salah satu warisan budaya yang masih terus dilestarikan hingga saat ini. Setiap tahapan dalam prosesi tersebut menggambarkan komitmen dan kesiapan kedua belah pihak untuk membangun rumah tangga.
detikBali telah merangkum berbagai proses pernikahan dalam tradisi masyarakat Sumbawa. Prosesi pernikahan mencakup serangkaian tahapan penting dan bermakna yang mencerminkan nilai-nilai budaya dan sosial.
Bejajag
Bejajag adalah tahap awal dalam proses pernikahan adat Sumbawa. Pada prosesi
ini, keluarga laki-laki memantapkan persiapan untuk melamar calon mempelai
wanita.
Sebelum itu, kedua pasangan biasanya telah menjalani fase remanjeng (pacaran
dalam bahasa Sumbawa). Dari proses remanjeng ini, kedua keluarga merasa siap
untuk menikah dan membangun keluarga.
Dalam tradisi Sumbawa, prosesi ini penting karena menjadi fondasi dari seluruh
prosesi pernikahan. Jika bejajag tidak dilakukan, pernikahan tidak akan
memiliki pondasi yang kuat.
Bakatoan
Bakatoan atau meminang adalah prosesi di mana keluarga mempelai laki-laki
datang ke keluarga mempelai perempuan untuk menyampaikan niat meminang. Sebelum
prosesi ini, pihak laki-laki mengirim utusan kepada pihak perempuan untuk
memberi tahu bahwa akan ada rombongan yang datang. Setelah kedua belah pihak
sepakat, acara bakatoan dilaksanakan pada tanggal yang disepakati.
Badenung
Badenung adalah tahap di mana pihak keluarga perempuan berdiskusi tentang
keinginan pihak laki-laki. Hasil dari diskusi ini akan disampaikan sebagai
keputusan yang mengarah pada langkah selanjutnya.
Basaputis
Tahapan ini berfokus pada pembicaraan mengenai segala keperluan kedua belah
pihak untuk menyukseskan acara perkawinan. Dalam adat Sumbawa, pihak perempuan
bertanggung jawab atas seluruh prosesi perkawinan, sehingga pihak laki-laki
harus memenuhi semua kebutuhan dalam setiap rangkaian adat yang disebut Mako.
Besaran biaya untuk setiap rangkaian prosesi ditentukan dalam tahap ini.
Nyorong
![]() |
Proses
Nyorong dalam pernikahan adat Sumbawa. (Firga Raditya Pamungkas) |
Nyorong adalah upacara penyampaian niat dari pihak laki-laki untuk menikahi calon mempelai perempuan serta menentukan tanggal pernikahan. Pada prosesi ini, pihak laki-laki datang dengan rombongan besar untuk menyerahkan seserahan kepada keluarga calon pengantin wanita.
Pihak wanita juga hadir dalam jumlah besar, diwakili oleh anggota keluarga dan
tokoh masyarakat setempat. Upacara ini biasanya diiringi dengan kesenian Ratib
Rebana Ode.
Barodak Rapancar
Barodak adalah prosesi di mana calon pengantin dilulur dengan ramuan tradisional bernama Odak, yang dibuat dari kulit beberapa jenis pohon. Fungsi utama odak adalah membuat kulit menjadi kuning dan halus.
Selain itu, daun pancar digunakan untuk mengecat kuku kedua mempelai oleh Ina
Odak, juru rias khusus. Selama prosesi ini, akan diiringi dengan sakeco (syair)
dan musik tradisional Gong-Genan.
Nikah
Puncak dari semua prosesi adalah nikah, yang dalam adat Sumbawa diadakan sesuai
dengan ajaran agama Islam. Pada prosesi ini, kembang nikah ditancapkan
mengelilingi sebatang pohon pisang yang diletakkan dalam bokor kuningan berisi
beras, yang nantinya dibagikan kepada tamu undangan.
Tokal Basai/Resepsi
![]() |
Ratib
Rebana Ode Mengiringi Prosesi Nyorong dalam pernikahan adat Sumbawa. (Firga
Raditya) |
Tokal Basai adalah prosesi terakhir dari seluruh rangkaian pernikahan adat Sumbawa, sering disebut sebagai resepsi pernikahan. Pada prosesi ini, terdapat rangkaian adat berupa pemberian uang logam kepada tamu undangan dan pembacaan puisi lisan tradisional (lawas) yang berisi pesan moral untuk kedua mempelai.
Artikel ini ditulis oleh Firga Raditya Pamungkas peserta Magang Bersertifikat
Kampus Merdeka di detikcom. SUMBER ARTIKEL detikcom