Notification

×

Iklan

Iklan

Sudah Ada Sinyal Dari Mendagri, Pulau Sumbawa Akan menjadi Provinsi Baru, Bye-bye NTB

Rabu, 14 Mei 2025 | 5/14/2025 08:51:00 PM WIB Last Updated 2025-05-14T13:51:51Z

Senator RI Dapil NTB, Evi Apita Maya mengungkapkan, Mendagri Tito Karnavian telah mengatakan PPS menjadi prioritas pemerintah. (Facebook )

Ternyata sudah ada sinyal dari Menteri Dalam Negeri (Mendagri) soal Pembentukan Provinsi Sumbawa (PPS).


Hal ini diungkap oleh Senator RI Dapil NTB Evi Apita Maya. Kabarnya, Mendagri Tito Karnavian telah mengatakan PPS menjadi prioritas pemerintah.


Wacana pembentukan Provinsi Sumbawa ini kian menguat. Bahkan tersiar kabar masyarakat di Pulau Sumbawa akan menggelar aksi menutup Pelabuhan Poto Tano, yang menjadi pintu masuk darat Pulau Sumbawa Barat pada 15 Mei 2025 mendatang. 


Aksi besar-besaran akan dilakukan di Pelabuhan Poto Tano untuk mendesak Presiden Prabowo segera mempercepat pembentukan Provinsi Sumbawa.


Senator RI Dapil NTB, Evi Apita Maya mengatakan memang sejak jauh hari Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian telah mengatakan PPS menjadi prioritas pemerintah.


“Pernyataan Pak Mendagri Tito bisa kita jadikan acuan, karena beliau menyebut bahwa PPS sudah menjadi prioritas,” ungkap Evi Apita Maya kepada wartawan Minggu 11 Mei 2025.


Ditambahkan Evi, meski saat ini PPS belum dapat terbentuk karena kendala keuangan negara, karena pemerintah tengah melakukan efisiensi anggaran.


“Masih belum, karena kan keuangan negara masih belum stabil,” ungkap Evi.


Menanggapi soal rencana aksi di Pelabuhan Poto Tano, Evi mengimbau agar masyarakat dapat memperhatikan kepentingan masyarakat lainnya yang membutuhkan akses pelabuhan.


“Aksi boleh saja, tapi harus juga memperhatikan kepentingan masyarakat lain,” katanya.


Sebagaimana diketahui, Provinsi NTB terdiri dari 10 kabupaten/kota yang berada di dua pulau yakni Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa.


Yang ingin melakukan pemekaran ini adalah masyarakat Pulau Sumbawa. Ada lima kabupaten yang ada di Pulau Sumbawa ini, yakni Kabupaten Sumbawa, Kabupaten Sumbawa Barat, Kabupaten Dompu, Kabupaten Bima dab Kota Bima.


Aspirasi pemekaran Pulau Sumbawa menjadi provinsi terpisah dari NTB didorong oleh beberapa faktor. 


Yang utama adalah ketimpangan pembangunan dan rasa ketidakadilan dalam alokasi anggaran dan layanan publik.

 

Pulau Lombok, khususnya Kota Mataram, dianggap mendominasi alokasi anggaran dan pembangunan, sehingga Sumbawa merasa kurang mendapatkan perhatian. Sementara penduduk Kota Mataram yang terkecil jumlah penduduknya dibanding kabupaten yang ada di Pulau Sumbawa.


Berikut beberapa alasan utama mengapa masyarakat Sumbawa ingin memisahkan diri dari NTB:


Ketimpangan Pembangunan:


Sumbawa merasa pembangunan di wilayahnya tertinggal dibandingkan dengan Lombok, terutama dalam hal infrastruktur, layanan pendidikan, dan kesehatan. 


Rasa Ketidakadilan:


Banyak yang merasa bahwa alokasi anggaran dan pembangunan lebih fokus di Lombok, sehingga Sumbawa merasa kurang mendapat perhatian dan keadilan. 


Perasaan Batin dan Sejarah:


Meskipun ada tuntutan pemekaran, banyak yang menyatakan bahwa Pulau Lombok dan Sumbawa memiliki sejarah dan ikatan yang kuat, dan pemekaran ini bukan untuk memisahkan kedua pulau. 


Penyederhanaan Pelayanan:


Pembentukan provinsi Sumbawa dianggap dapat mempercepat dan menyederhanakan pelayanan publik bagi masyarakat Sumbawa. 


Peningkatan Kualitas Hidup:


Dengan menjadi provinsi sendiri, Sumbawa berharap dapat mengelola anggaran dan pembangunan secara lebih terfokus dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat. 


Otonomi yang Lebih Besar:


Sumbawa ingin memiliki lebih banyak otonomi dalam mengelola sumber daya dan menentukan kebijakan pembangunan, sehingga tidak bergantung pada keputusan pemerintah di Lombok. 


 

Sumber: Liputan Berita Lombok Post

 

 


×
Berita Terbaru Update