![]() |
Ilustras Keluarga berencana /Dok/Gemini |
Setiap tanggal 29 Juni, Indonesia memperingati Hari Keluarga Berencana (KB) Nasional, momen penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya perencanaan keluarga demi kesejahteraan dan masa depan yang lebih baik. Peringatan ini bukan sekadar seremoni tahunan, tetapi juga menjadi refleksi terhadap pencapaian dan tantangan dalam pelaksanaan program KB di seluruh tanah air.
Sejarah Hari Keluarga Berencana Nasional
Hari Keluarga Berencana Nasional bermula dari keberhasilan pelaksanaan program KB pertama di Indonesia yang dimulai di Kecamatan Panjang, Lampung, pada 29 Juni 1970. Program ini digagas sebagai upaya pemerintah dalam mengendalikan laju pertumbuhan penduduk yang tinggi pasca kemerdekaan.
Saat itu, program KB diinisiasi oleh Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) yang dibentuk berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 8 Tahun 1970.
Seiring waktu, program ini berkembang menjadi gerakan nasional yang bertujuan meningkatkan kualitas keluarga Indonesia melalui pengaturan jumlah dan jarak kelahiran, serta pemberdayaan keluarga dari aspek sosial, ekonomi, dan kesehatan.
Pengaruh positif dari program KB juga terlihat dari penurunan angka kelahiran dan peningkatan kesejahteraan keluarga secara bertahap di berbagai daerah. Atas dasar inilah, pemerintah kemudian menetapkan tanggal 29 Juni sebagai Hari Keluarga Berencana Nasional.
Makna dan Tujuan Peringatan Peringatan
Hari Keluarga Berencana Nasional memiliki makna strategis dalam mendorong kesadaran kolektif mengenai pentingnya keluarga sebagai institusi pertama dalam membentuk karakter, nilai, dan kualitas sumber daya manusia.
Dengan tema yang berbeda setiap tahunnya, peringatan ini menekankan kolaborasi antara pemerintah, lembaga swasta, dan masyarakat dalam mewujudkan keluarga berkualitas.
Tujuan utama dari Hari KB Nasional, antara lain:
- Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya perencanaan keluarga.
- Mendorong peran aktif semua elemen masyarakat dalam mendukung program KB.
- Menyebarluaskan informasi tentang berbagai metode kontrasepsi yang aman dan efektif.
- Menekan angka kehamilan yang tidak direncanakan serta meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan reproduksi.
Program KB di Era Modern
Di tengah perkembangan zaman dan teknologi, program KB kini
tidak hanya berkutat pada alat kontrasepsi, tetapi juga mencakup aspek
pendidikan, pemberdayaan perempuan, hingga pengentasan kemiskinan.
BKKBN kini menjalankan program Bangga Kencana (Pembangunan
Keluarga, Kependudukan, dan Keluarga Berencana) yang lebih holistik, mencakup
pembinaan ketahanan keluarga dan pembangunan keluarga yang berkualitas.
Salah satu fokus utama program KB modern adalah menurunkan
angka stunting melalui pendekatan keluarga. Data BKKBN menunjukkan bahwa pola
asuh, pengetahuan gizi, dan jarak kelahiran memiliki korelasi kuat terhadap
angka stunting di Indonesia. Oleh sebab itu, perencanaan kehamilan yang tepat
menjadi bagian penting dalam mencegah generasi pendek dan kurang gizi.
Selain itu, pemanfaatan teknologi informasi juga semakin
ditingkatkan, seperti melalui aplikasi Elsimil (Elektronik Siap Nikah dan
Hamil), yang membantu calon pengantin mempersiapkan diri dari aspek kesehatan
reproduksi dan psikologis.
Peringatan Hari KB Nasional 2025
Pada tahun 2025 ini, peringatan Hari Keluarga Berencana Nasional diwarnai dengan berbagai kegiatan edukatif dan pelayanan langsung kepada masyarakat. Di berbagai daerah, BKKBN bersama pemerintah daerah menyelenggarakan pelayanan KB gratis, seminar kesehatan keluarga, konsultasi gizi, hingga pembagian alat kontrasepsi.
Tema peringatan tahun ini adalah “Keluarga Berkualitas untuk Indonesia Emas
2045”, yang menegaskan peran strategis keluarga dalam menyongsong bonus
demografi dan pembangunan jangka panjang.
Presiden dan jajaran kementerian terkait juga diharapkan
turut serta dalam kampanye nasional untuk meningkatkan cakupan pelayanan KB di
wilayah terpencil dan tertinggal.
Tantangan dan Harapan ke Depan
Meski telah menunjukkan keberhasilan, pelaksanaan program KB
masih menghadapi sejumlah tantangan. Masih ada kesenjangan informasi di daerah
terpencil, minimnya tenaga kesehatan, hingga stigma sosial terhadap penggunaan
alat kontrasepsi.
BKKBN menargetkan pada tahun-tahun mendatang, partisipasi pria dalam program KB dapat ditingkatkan, serta meningkatkan cakupan KB pasca persalinan agar angka kehamilan tidak direncanakan bisa ditekan secara signifikan.
Melalui semangat Hari Keluarga Berencana Nasional, diharapkan masyarakat
Indonesia semakin sadar akan pentingnya membentuk keluarga kecil, sehat, dan
sejahtera sebagai pondasi pembangunan bangsa. sumber artikel
*** Disclaimer: Artikel ini dibuat dengan bantuan AI
Gemini/ChatGPT yang dimodifikasi oleh editor manusia untuk kenyamanan pembaca.